Liputan6.com, Jakarta Pergerakan harga emiten perusahaan semen di pasar modal Indonesia cenderung tertekan usai pemerintah mengumumkan harga semen turun.
Berdasarkan data RTI pukul 14.49 WIB, harga saham PT Semen Indonesia Tbk (SMGR) turun 1,23 persen ke level Rp 16.000 per saham.
Saham ini sempat dibuka menguat Rp 75 ke level Rp 16.275 per saham. Harga SMGR sentuh level tertinggi Rp 16.475 dan terendah Rp 15.875.
Total frekuensi perdagangan saham PT Semen Indonesia Tbk mencapai 2.491 kali dengan volume perdagangan 146.493. Nilai transaksi harian saham Rp 238,4 miliar.
Advertisement
Hal ini juga diikuti dengan harga saham PT Semen Batu Raja Tbk (SMBR). Saham PT Semen Batu Raja Tbk turun 1,03 persen ke level Rp 383 per saham. Harga saham PT Semen Batu Raja Tbk turun tipis di awal pembukaan perdagangan saham dari Rp 387 menjadi Rp 386.
Harga saham PT Semen Batu Raja Tbk sempat berada di level tertinggi Rp 392 dan terendah Rp 381 per saham. Total frekuensi perdagangan saham sekitar 618 kali dengan volume perdangan 135591. Nilai transaksi harian saham Rp 5,3 miliar.
Tak hanya saham emiten BUMN semen yang bergerak di zona merah, saham PT Indocement Tunggal Prakasa Tbk (INTP) melemah 2,72 persen ke level Rp 24.175 per saham. Harga saham INTP sempat berada di level tertinggi Rp 25.500 dan terendah Rp 24.000 per saham.
Total frekuensi perdagangan saham sektiar 2.058 kali dengan volume perdagangan 40.964. Nilai transaksi harian saham mencapai Rp 103,4 miliar.
Di antara emiten semen yang tercatat di pasar modal, hanya saham PT Holcim Indonesia Tbk (SMCB) yang mencatatkan kenaikan. Meski demikian, kenaikannya mulai terbatas pada perdagangan pukul 14.55 WIB.
Harga saham PT Holcim Indonesia Tbk naik 1,44 persen ke level Rp 2.110 per saham. Total frekuensi perdagangan saham sekitar 997 kali dengan volume perdagangan 92849. Nilai transaksi harian saham Rp 19,7 miliar.
Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengumumkan penurunan harga semen sebesar Rp 3.000 per sak pada hari ini. Penurunan harga ini juga mengikuti harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi dan elpiji 12 Kilogram. (Ahm/)