Liputan6.com, Hong Kong - Bursa saham China turun tajam terbesar sejak 2008 setelah tiga broker terbesar di negara tersebut dihentikan untuk menambah margin trading.
Indeks saham Shanghai jatuh 7,7 persen. Saham Bank of China Ltd, salah satu dari 60 perusahaan yang harga sahamnya jatuh 10 persen. Demikian mengutip laman Bloomberg, Senin (19/1/2015).
Baca Juga
Sementara itu, indeks saham Hong Kong Hang Seng merosot 1,7 persen. Saham empat bank terbesar di China setidaknya turun 4,3 persen di bursa saham Hong Kong.
Advertisement
Tak hanya itu saja, saham-saham perusahaan sekuritas juga cenderung tertekan pada hari ini. Saham Haitong Securities Co anjlok 16 persen di bursa saham Hong Kong setelah diskors dari penambahan rekening marjin pembiayaan dan pinjaman sekuritas. Haitong Securities tak sendirian, otoritas bursa China juga mendiskors Citic Securities Co dan Guotai Junan Securities Co.
Saham Citic Securities anjlok 15 persen dan Guotai Junan melemah 11 persen. Ketiga perusahaan ini telah membiarkan para nasabahnya menunda pembayaran pembiayaan selama lebih dari seharusnya.
Otoritas bursa memberikan larangan untuk memberi pembiayaan margin trading selama tiga bulan. Langkah otoritas bursa itu mengurangi potensi pendapatan perusahaan sekuritas dari pinjaman kepada klien.
Menurut Analis Citic Shao Ziqin, kepemilikan saham oleh investor terutama menggunakan rekening margin trading. "Saham bank dan broker pasti akan paling terpukul karena dana leverage membantu mendongrak harga saham di tempat pertama," ujar Zhang Yanbing, Analis Zheshang Securities Co.
Otoritas bursa saham China telah memperketat kontrol margin investasi di tengah kekhawatiran lonjakan saham selama enam bulan.
"Regulator China tidak ingin menghancurkan reli seperti itu, tapi mereka hanya ingin memastikan sistem keuangan yang sehat dan tidak banyak pengaruh yang disalahgunakan," ujar Khiem Do, Head of Asian Multi Asset Baring Asset Management Ltd.
Ia menambahkan, saat ini sentimen investor telah cukup rapuh apalagi sentimen berasal dari Amerika Serikat dan Eropa. Pelemahan indeks saham di China ini terjadi di tengah bursa saham Asia cenderung menguat. Indeks saham MSCI Asia Pacific naik 0,3 persen pada hari ini. (Ahm/)