Sukses

RI Cetak Surplus Perdagangan, IHSG Turun 20 Poin

Pemodal lokal melakukan aksi jual mencapai Rp 400 miliar pada sesi pertama perdagangan saham hari ini menekan IHSG.

Liputan6.com, Jakarta - Indonesia mencetak surplus sebesar US$ 710 juta pada neraca perdagangan Januari 2015 tidak mampu mengangkat laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG).

Pada penutupan sesi pertama perdagangan saham, Senin (16/2/2015), IHSG turun 20,53 poin (0,38 persen) ke level 5.353,63. Indeks saham LQ45 tergelincir 0,54 persen ke level 932,78. Sebagian besar indeks saham acuan tertekan kecuali indeks saham Pefindo25 naik 0,28 persen ke level 492,68.

Ada sebanyak 116 saham menguat sehingga menahan pelemahan IHSG. Namun 132 saham melemah sehingga menyeret IHSG ke zona merah. Meski demikian, 90 saham diam di tempat.

Total frekuensi perdagangan saham sekitar 98.733 kali dengan volume perdagangan saham 2 miliar saham. Nilai transaksi harian saham sekitar Rp 2,77 triliun.

Secara sektoral, sebagian besar sektor saham melemah kecuali sektor saham tambang naik tipis 0,04 persen, sektor saham industri dasar mendaki 0,14 persen, dan sektor saham perdagangan menguat 0,29 persen.

Sementara itu, sektor saham aneka industri melemah 1,7 persen, sektor saham infrastruktur menurun 1,23 persen, dan sektor saham manufaktur merosot 0,63 persen.

Berdasarkan data RTI, investor asing melakukan aksi beli bersih sekitar Rp 77 miliar. Pemodal lokal melakukan aksi jual bersih sekitar Rp 400 miliar pada sesi pertama hari ini.

Pada sesi pertama hari ini, saham lapis kedua dan ketiga sebagai penggerak indeks saham dan menguat antara lain saham ECII naik 4,8 persen ke level Rp 1.420 per saham, saham APLN mendaki 2,26 persen ke level Rp 453 per saham, dan saham SOCI menguat ke level Rp 600 per saham.

Sedangkan saham-saham yang tertekan antara lain saham ERAA turun  2,35 persen ke level Rp 1.040 per saham, saham KLBF tergelincir 3,74 persen ke level Rp 1.800 per saham, dan saham TLKM melemah 2,52 persen ke level Rp 2.905 per saham. (Ahm/)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.