Sukses

Sentimen Yunani Bakal Warnai IHSG

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diproyeksikan akan bergerak di kisaran 5.371-5.450 pada perdagangan saham Senin pekan ini.

Liputan6.com, Jakarta - Gerak Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diperkirakan masih menguat pada perdagangan saham awal pekan ini. Hal itu didukung dari sentimen politik berkurang sehingga meningkatkan kepercayaan investor.

Analis PT Lautandhana Securindo, Willy Sanjaya menuturkan, IHSG akan melanjutkan penguatan. Hal itu didukung dari sentimen politik dalam negeri dengan keputusan Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengangkat pimpinan baru Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).

"IHSG akan bergerak di kisaran 5.371-5.450 pada perdagangan saham Senin pekan ini," ujar Willy, saat dihubungi Liputan6.com, Senin (23/2/2015).

Ia mengatakan, sentimen penurunan suku bunga acuan/BI Rate juga masih akan mempengaruhi laju IHSG. Ditambah harga minyak dunia menurun. Harga minyak mentah jenis West Texas Intermediate (WTI) turun US$ 82 sen atau -1,6 persen menjadi US$ 50,34 per barel di New York Mercantile Exchange. Sementara jenis Brent ditutup naik 1 sen, atau 0,02 persen menjadi US$ 60,22 per barel di bursa ICE Futures London.

Ia menambahkan, penyelesaian utang Yunani juga menjadi fokus perhatian pelaku pasar. Akhir pekan lalu, menteri keuangan zona Eropa memutuskan untuk memberikan dana talangan ke Yunani.

Willy optimistis, IHSG dapat melanjutkan tren positif. Bahkan IHSG dapat menembus level 6.000 pada akhir 2015. Meski demikian, hal itu bergantung dari realisasi program pemerintah Presiden Joko Widodo (Jokowi)

Analis PT Asjaya Indosurya Securities, William Suryawijaya mengatakan, IHSG sedang berusaha menuju level resistance 5.444. Potensi untuk ditembus cukup besar di tengah penguatan dolar, dan didukung aliran dana investor asing.

"Peluang untuk menembus dan menuju level resistance yang baru masih terbentang cukup lebar. Support bertahan di level 5.310, dan cukup kuat menahan tekanan terhadap IHSG," kata William.

Untuk rekomendasi saham, Willy memilih sejumlah saham yang dapat dicermati antara lain saham PT Sentul City Tbk (BKSL), PT Pakuwon Jati Tbk (PWON), PT Ciputra Development Tbk (CTRA), dan PT Kawasan Industri Jababeka Tbk (KIJA).

Selain itu, ia menambahkan, pelaku pasar juga dapat akumulasi saham PT Bank Mandiri Tbk (BMRI), PT Bank Central Asia Tbk (BBCA), PT Bank Tabungan Negara Tbk (BBTN), dan PT Astra International Tbk (ASII).

Sedangkan William merekomendasikan pelaku pasar untuk memilih saham PT Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF), PT Matahari Putra Prima Tbk (MPPA), PT Jasa Marga Tbk (JSMR), dan PT AKR Corporindo Tbk (AKRA).

IHSG menguat tipis 9,65 poin (0,18 persen) menjadi 5.400,10. Indeks saham LQ45 naik 0,07 persen ke level 941,11 pada penutupan perdagangan saham Jumat 20 Februari 2015. IHSG tembus 5.400 itu tertinggi sepanjang sejarah pasar modal Indonesia. Penguatan indeks saham ini ditopang dari aliran dana investor asing yang mencapai Rp 886 miliar pada akhir pekan lalu.

Tren Penguatan IHSG Didorong Sentimen

Dalam riset PT Mandiri Sekuritas menyebutkan sentimen KPK vs Polri mempengaruhi laju IHSG.  Presiden Joko Widodo (Jokowi) memutuskan untuk membatalkan pencalonan Budi Gunawan sebagai Kapolri, tetapi pada saat bersamaan juga memberhentikan sementara pimpinan KPK Abraham Samad dan Bambang Widjojanto.

Selain itu, Presiden juga menunjuk mantan ketua KPK Taufiwurrachman Ruki, Deputi Pencegahan KPK Johan Budi, dan pakar hukum pidana Indriyanto Seno Adji sebagai Plt pimpinan KPK.

"Kami menilai keputusan itu adalah aksi untuk menurunkan tensi yang sedang memuncak antara KPK dan Polri. Tidak diragukan lagi bahwa pasar saham akan menyikapi keputusan tersebut dengan positif. Kami melihat investor asing menilai polemik KPK vs Polri adalah hal minor yang entah bagaimana sudah berlalu dengan penurunan pasar saham yang sedikit," ujar Kepala Riset PT Mandiri Sekuritas, John Rachmat.

Menurut John, tren penguatan IHSG lebih didorong sentimen bukan fundamental. "Kami sedang mengkaji prediksi dan rekomendasi untuk IHSG," kata John. (Ahm/)

EnamPlus