Liputan6.com, Jakarta - Presiden Joko Widodo meresmikan beroperasinya Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Tanjung Lesung, Pandeglang, Banten pada Senin (23/2/2015).
Tanjung Lesung merupakan kawasan yang memiliki daya tarik bisnis kelas dunia mulai dari pariwisata, ekonomi, industri dan beberapa investasi properti lainnya.
Untuk mengembangkan kawasan tersebut pemerintah telah mengeluarkan Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 26 tahun 2012 yang menyatakan Tanjung Lesung sebagai Kawasan Ekonomi Khusus.
Advertisement
Pemerintah yakin dengan dibukanya KEK yang memiliki luas lahan 1.500 hektar dan panjang pantai 13 kilometer tersebut akan membawa efek domino ekonomi yang lebih luas termasuk mempercepat aliran investasi ke Banten.
Untuk membangun KEK Tanjung Lesung, PT Jababeka melalui anak usahanya PT Banten West Java (BWJ) akan menggelontorkan dana sebesar Rp 4,83 triliun. Dana tersebut akan digelontorkan secara bertahap hingga tahun 2022 yang merupakan target penyelesaian proyek.
Harga saham PT Kawasan Industri Jababeka Tbk (KIJA) pun cenderung menguat pada pekan lalu. Harga saham KIJA naik sekitar 5,7 persen dari penutupan perdagangan saham Senin 16 Februari 2015 menjadi Rp 332 pada Jumat 20 Februari 2015.
Analis PT BNI Securities, Thendra Chrisnanda menuturkan, penguatan saham KIJA itu ditopang dari suku bunga acuan/BI Rate turun sekitar 25 basis poin menjadi 7,5 persen. Hal itu berdampak positif terhadap saham properti termasuk KIJA. Bank Indonesia (BI) memutuskan untuk turunkan BI Rate menjadi 7,5 persen pada 17 Februari 2015.
Pada perdagangan saham Senin 23 Februari 2015, saham KIJA hanya naik tipis 0,90 persen menjadi Rp 335 per saham. Total frekuensi perdagangan saham sekitar 2.777 kali dengan nilai transaksi Rp 44 miliar.
Thendra mengatakan, penguatan saham tersebut memang belum signifikan. Akan tetapi pelaku pasar merespons positif dari ekspansi KIJA untuk mengembangkan KEK Tanjung Lesung. Selain itu, perseroan juga berencana membangun 100 kota kawasan industri sehingga berdampak positif untuk perseroan. Bila perseroan mampu mengeksekusi proyek tersebut maka perseroan memperoleh pertumbuhan yang suistanable ke depan.
"Sentimen itu mendukung kinerja saham Kawasan Industri Jababeka Tbk," kata Thendra saat dihubungi Liputan6.com, yang ditulis Selasa (24/2/2015).
Ia menuturkan, PT Kawasan Industri Jababeka Tbk juga diharapkan dapat mencatatkan pertumbuhan laba bersih sekitar 37,82 persen pada 2015. Kinerja itu akan ditopang dari sejumlah faktor antara lain penjualan lahan industri. Menurut Thendra, penjualan lahan industri itu paling dominan kontribusinya bagi perseroan.
Kedua, penjualan listrik. Perseroan memiliki pembangkit listrik sehingga dapat menyumbangkan pendapatan ke perseroan. "Perseroan juga akan mengembangkan area komersil di Cikarang," tutur Thendra.
Hingga kuartal III 2014, perseroan mencatatkan penjualan naik tipis menjadi Rp 2,05 triliun dari periode sama tahun sebelumnya Rp 2,01 triliun. Laba bersih naik signifikan menjadi Rp 387,75 miliar hingga kuartal III 2014 dari periode kuartal III 2013 sebesar Rp 92,46 miliar.
PT BNI Securities pun merekomendasikan beli saham PT Kawasan Industri Jababeka Tbk dengan target harga Rp 418 dalam 12 bulan. (Ahm/)