Liputan6.com, Jakarta - Asosiasi Emiten Indonesia (AEI) menyatakan potensi perusahaan tambang mineral dan batu bara (minerba) untuk menjadi emiten masih cukup besar.
Anggota Tim Pengkajian Pertambangan dan Energi Asosiasi Emiten Indonesia, Herman Kasih mengatakan, saat ini jumlah perusahaan tambang minerba yang tercantum di Bursa Efek Indonesia masih sedikit.
Baca Juga
"Saat ini emiten sektor pertambangan ada 33 yang bergerak di sektor batu bara dan 8 logam mineral," kata Herman, di Gedung Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Kamis (26/2/2015).
Advertisement
Ia menambahkan, berdasarkan data Direktorat Jenderal Minerba Kementerian Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) ada 6.000 pemegang Izin Usaha Pertambangan (IUP) yang sudah memenuhi syarat Clean and Clear (CnC). Hal tersebut menunjukan potensi perusahaan tambang Indonesia masih besar untuk menjadi emiten.
"6.000 perusahaan IUP CnC. Potensi untuk eskplorasi masih cukup besar masuk ke pasar modal," tutur Herman.
Meski demikian, kinerja perusahaan tambang masih kurang baik. Ia mengungkapkan, saat ini perusahaan tambang mengalami banyak tantangan, di antaranya adalah harga komoditas yang masih terpuruk dan kelebihan pasokan. "Tantangan harga komoditas batu bara masih belum membaik, poyeksi over suplai di pasar gobal masih terjadi," kata Herman.
Ia menambahkan, kendala lain yang dihadapi perusahaan tambang adalah kewajiban divestasi dan peningkatan pembayaran royalti kedua hal tersebut mempengaruhi minat investor asing.
"Rencana kenaikan tarif rolyalti pemegang IUP batu bara, atas ekspor batu bara mengurangi minat investasi sub sektor batu bara," pungkasnya. (Pew/Ahm)