Liputan6.com, Jakarta - PT Tower Bersama Infrastructure Tbk (TBIG) akan menyelesaikan tukar guling saham dengan PT Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk (TLKM). Tukar guling saham ini berkaitan pengambilalihan saham PT Dayamitra Telekomunikasi (Mitratel) mencapai 100 persen yang dilakukan secara bertahap.
Total penukaran saham itu setara sekitar 762,50 juta saham. Pengambilalihan saham dilakukan melalui penambahan modal Tanpa Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu sebanyak-banyaknya 10 persen dari modal ditempatkan dan disetor penuh.
Kedua, pengalihan saham yang telah dibeli kembali oleh perseroan kepada PT Telekomunikasi Indonesia Tbk. Perjanjian pengalihan saham ini telah ditandatangani pada 9 Oktober 2014.
Advertisement
Tahap pertama, perseroan akan menukarkan sebanyak 290 juta saham atau 6,15 persen dari seluruh saham Perseroan dengan saham Mitratel yang dimiliki oleh Telkom sebesar 49 persen.
Setelah pelaksanaan penukaran saham tahap I itu, perseroan berhak mengajukan komisaris terutama wakil komisaris utama dan anggota dewan komisaris. Lalu usai pelaksanaan penukaran saham tahap I maka laporan keuangan Mitratel akan dikonsolidasikan ke dalam perseroan.
Kemudian untuk mengempit sekitar 51 persen saham Mitratel, perseroan akan menerbitkan sekitar 479,65 juta saham atau setara 10 persen dari seluruh saham perseroan yang ditempatkan dan disetor penuh.
Pelaksanaan penambahan modal tanpa HMETD ini dapat dilakukan bila Telkom mengambil opsi untuk melakukan penukaran tahap II tranche pertama sejumlah 29,50 persen saham Mitral yang akan ditukarkan dengan 242,94 juta saham PT Tower Bersama Infrastructure Tbk.
Saham tersebut terdiri dari saham baru PMTHMET I sebesar 189,65 juta saham dan saham treasuri sekitar 53,29 juta saham. Total nilai transaksi tukar guling saham tahap II tranche pertama ini sekitar Rp 1,93 triliun.
Selain itu, Telkom menyatakan ambil hak opsi melakukan penukaran tahap II tranche kedua sejumlah 21,50 persen saham dengan 229,55 juta saham perseroan. Sedangkan nilai transaksi tahap II tranche kedua sekitar Rp 1,41 triliun.
"Pada tahap II trance kedua saham baru yang penerbitannya akan ditempatkan kemudian dapat menggunakan peraturan IX.D.1 atau POJK Nomor 38," tulis manajemen.
Bila perseroan melakukan penambahan modal tanpa Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD) maka pemegang saham perseroan terdilusi 13,9 persen.
Berdasarkan penilaian harga pasar wajar maka pelaksanaan penukaran 78,5 persen saham Mitratel senilai Rp 5,15 triliun. Hasil itu dari penerbitan sekitar 479,65 juta saham dengan nilai nominal Rp 100. Lalu sekitar 53,29 juta saham treasuri.
Pelaksanaan pengalian saham treasuri ditetapkan dengan harga penutupan perdagangan saham satu hari sebelum pelaksanaan penukaran saham. Asumsi harga saham Rp 8.650 per saham pada 20 Februari 2015 maka nilai pengalihan saham sekitar Rp 460,99 miliar. Transaksi tersebut diharapkan selesai pada kuartal I 2015. (Ahm/)