Sukses

Penyerapan Anggaran Lamban, Kinerja BUMN Konstruksi Masih Tumbuh

PT PP Tbk mencatatkan pertumbuhan laba sebesar 26,44 persen menjadi Rp 531,95 miliar pada 2014.

Liputan6.com, Jakarta - Sejumlah Badan Usaha Milik Negara/BUMN konstruksi telah melaporkan kinerja 2014. Sebagian besar BUMN konstruksi mencatatkan pertumbuhan laba, dan ada juga yang tertekan.

PT PP Tbk (PTPP) mencatatkan pertumbuhan laba yang dapat diatribusikan ke pemilik ke entitas induk naik 26,44 persen pada 2014. Perseroan mencetak laba sebesar Rp 531,95 miliar dari periode 2013 sebesar Rp 420,71 miliar.

Pertumbuhan laba ini diikuti pendapatan. Meski demikian, pendapatan naik tipis sekitar 6,61 persen menjadi Rp 12,42 triliun pada 2014 dari periode 2013 sebesar Rp 11,65 triliun.

Perseroan mencatatkan kenaikan beban pokok penjualan mencapai Rp 10,89 triliun pada 2014 dari periode sama tahun sebelumnya Rp 10,38 triliun. Laba kotor naik 20,4 persen menjadi Rp 1,53 triliun sepanjang 2014 dari periode 2013 sebesar Rp 10,38 triliun.

"Kontribusi kenaikan laba dari konstruksi, investasi, EPC, properti, pra cetak dan peralatan," ujar Sekretaris Perusahaan PT PP Tbk, Taufik Hidayat.

Selain itu, sejumlah proyek besar yang didapat antara lain jalan tol Depok Antasari sebesar Rp 654 miliar, Lexington Apartemen di Jakarta sebesar Rp 646 miliar, proyek mal dan apartemen Sawangan di Depok sebesar Rp 605 miliar.

Lalu ada landmark di Bandung sebesar Rp 599 miliar, Anabatic Technologies Group sebesar Rp 409 miliar, bendungan Pidekso di Jawa Tengah sebesar Rp 361 miliar.

Dengan melihat kinerja itu, PT PP Tbk mencatatkan laba per saham dilusi naik menjadi Rp 110 pada 2014 ketimbang 2013 sebesar Rp 87.
Pertumbuhan laba juga diikuti oleh PT Waskita Karya Tbk (WSKT). Perseroan mencatatkan kenaikan laba sebesar 36,26 persen menjadi Rp 501,53 miliar pada 2014 dari periode sama tahun sebelumnya Rp 368,05 miliar.

Sementara itu, pendapatan PT Waskita Karya Tbk naik tipis 6,19 persen menjadi Rp 10,28 triliun pada 2014. Tahun 2013, Perseroan mencetak pendapatan sebesar Rp 9,68 triliun.

Kinerja PT Waskita Karya Tbk ini diuntungkan dari pendapatan bunga sebesar Rp 43,44 miliar pada 2014 dari periode sama tahun sebelumnya Rp 27,15 miliar. Sementara itu, pendapatan lainnya naik menjadi Rp 37,01 miliar.

Akan tetapi sejumlah beban mengalami kenaikan. Beban keuangan perseroan naik menjadi Rp 183,59 miliar pada 2014. Lalu diikuti beban umum dan administrasi naik menjadi Rp 405,04 miliar. Melihat kinerja itu, laba per saham tumbuh menjadi Rp 51,90 pada 2014 dari periode sama tahun sebelumnya Rp 38,20.

Meski kedua BUMN konstruksi tersebut mencatatkan pertumbuhan laba tetapi tidak diikuti kinerja PT Adhi Karya Tbk (ADHI). Perseroan membukukan laba turun 20,17 persen menjadi Rp 324,07 miliar pada 2014 dari periode sama tahun sebelummya Rp 405,97 miliar.

Sementara itu, pendapatan perseroan turun 11,69 persen menjadi Rp 8,65 triliun pada 2014 dari periode 2013 sebesar Rp 9,79 triliun.

Sekretaris Perusahaan PT Adhi Karya Tbk, Ki Syahgolang P menuturkan, tekanan kinerja PT Adhi Karya Tbk dipicu dari perolehan kontrak baru yang rendah dibandingkan tahun sebelumnya sehingga berdampak pada penurunan pendapatan usaha dan laba.

2 dari 2 halaman

Rekomendasi Saham BUMN Konstruksi

Rekomendasi Saham BUMN Konstruksi

Analis PT First Asia Capital, David Sutyanto mengatakan, kinerja BUMN konstruksi sepanjang 2014 ini memang sedikit di bawah harapan. Penyerapan anggaran infrastruktur dalam Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN) berjalan lamban turut mempengaruhi kinerja BUMN konstruksi. Meski demikian, David menilai, kontrak proyek baru yang diperoleh telah mendukung kinerja PT Waskita Karya Tbk dan PT PP Tbk pada 2014.

David yakin, kinerja BUMN konstruksi masih bertumbuh pada 2015. Hal itu seiring pemerintahan Joko Widodo (Jokowi) yang menggenjot pembangunan infrastruktur.

"Pembangunan infrastruktur di pemerintahan Jokowi masih jadi sentimen utamanya," kata David, saat dihubungi Liputan6.com.

Ia merekomendasikan beli saham PT Waskita Karya Tbk dengan target harga Rp 2.000 per saham. Demikian juga dengan saham PT PP Tbk dengan target harga Rp 4.500 per saham. "Kalau PT Adhi Karya Tbk sell on strength," tutur David. (Ahm/)

Video Terkini