Liputan6.com, New York - Pasar saham Amerika Serikat (AS) anjlok pada Rabu (Selasa) ini, dan memberikan S & P 500 penurunan terbesar dalam dua bulan, dipicu sentimen Federal Reserve akan menaikkan suku pada Juni ini.
Melansir laman Reuters, indeks Dow dan S&P 500 berakhir di wilayah negatif untuk tahun ini, di mana S&P 500 turun 3,5 persen dari rekor penutupan tertinggi 2 Maret.
Dow Jones Industrial Average turun 332,78 poin atau 1,85 persen ke posisi 17.662,94. Sementara indeks S&P 500 kehilangan 35,27 poin atau 1,7 persen ke level 2.044,16, persentase penurunan harian terbesar sejak 5 Januari. Sedangkan indeks Nasdaq Composite turun 82,64 poin atau 1,67 persen ke posisi 4.859,80.
"Untuk perusahaan multinasional AS, apa yang akan menjadi biaya lindung nilai dan dampak pada pertumbuhan laba mereka?," kata Oliver Pursche, CEO Bruderman Brothers pada Suffern, New York.
Investor khawatir kebijakan Fed akan mendorong dolar AS mencapai penguatannya selama hampir 12 tahun terhadap , dan menambah kekhawatiran dolar akan terus membebani laba perusahaan multinasional AS. Menguatnya laporan pekerjaan AS menjadi hal di balik kegelisahan yang meningkat baru-baru ini.
"Masalah dari ini adalah setelah adanya laporan data pekerjaan yang menguat yang telah memicu kekhawatiran kenaikan suku bunga oleh The Fed akan lebih agresif daripada yang telah diantisipasi," kata Tim Ghriskey, Kepala investasi Solaris Group di Bedford Hills, New York.
Adapun tercatat 10 saham dalam indeks S & P 500 berakhir lebih rendah. Sektor keuangan dan teknologi, masing-masing turun lebih dari 2 persen, yang menyeret penurunan terbesar. Saham Wells Fargo (WFC.N) misalnya turun 2,5 persen ke posisi US$ 53,29. Saham IDT Corp (IDT.N) turun 21,2 persen menjadi US$ 16,30, sehari setelah merilis hasil kinerjanya.
Sekitar 7 miliar saham berpindah tangan di bursa AS, di atas rata-rata 6,5 miliar pada bulan ini, menurut BATS Global Markets. (Nrm)