Sukses

Harga Batu Bara Tertekan, Laba Adaro Susut 20%

Harga jual batu bara turun sekitar 5 persen mempengaruhi kinerja laba dan pendapatan PT Adaro Energy Tbk pada 2014.

Liputan6.com, Jakarta - Harga batu bara internasional masih tertekan di 2014 berdampak terhadap kinerja PT Adaro Energy Tbk (ADRO). Perseroan mencatatkan laba tahun berjalan turun 20,88 persen menjadi US$ 183,54 juta pada 2014 dari periode 2013 sebesar US$ 231,99 juta.

Meski demikian, pendapatan usaha naik tipis 1,2 persen dari US$ 3,28 miliar pada 2013 menjadi US$ 3,32 miliar pada 2014. Dalam keterbukaan informasi ke Bursa Efek Indonesia (BEI), Rabu (11/3/2015), perseroan menyatakan, harga batu bara masih melemah pada 2014 akibat kondisi kelebihan pasokan terus berlanjut dan melemahnya permintaan dari China.

Selain itu, harga jual rata-rata turun 5 persen dibanding tahun lalu namun perseroan tetap membukukan volume penjualan yang lebih tinggi karena permintaan batu bara tetap stabil . Perseroan mencatatkan volume penjualan naik 7 persen menjadi 57 juta ton baik dari Envirocoal melalui PT Adaro Indonesia dan Balangan Coal melalui PT Semesta Centramas.

Beban pokok naik tipis 2,53 persen menjadi US$ 2,6 miliar pada 2014. Hal itu mendorong laba kotor turun 3,2 persen menjadi US$ 720 juta pada 2014. Perseroan mencatatkan kenaikan biaya keuangan naik menjadi US$ 189,71 juta pada 2014 dari periode sama tahun sebelumnya US$ 116,58 juta.

Total liabilitas turun 11,6 persen menjadi US$ 3,15 miliar pada 31 Desember 2014 dari periode 31 Desember 2013 sebesar US$ 3,52 miliar. Total ekuitas naik menjadi US$ 3,25 miliar pada 2014 dari periode 2013 sebesar US$ 3,17 miliar.

Sepanjang 2014, perseroan memperoleh fasilitas pinjaman baru sebesar US$ 1 miliar serta penarikan fasilitas pinjaman revolving milik PT Saptaindra Sejati sebesar US$ 96 juta dan fasilitas pinjaman PT Maritim Barito Perkasa sebesar US$ 60 juta.

Presiden Direktur PT Adaro Energy Tbk, Garibaldi Thohir menuturkan, situasi makro tahun lalu masih sulit dengan harga batu bara yang masih tertekan akibat kelebihan pasokan dan kapasitas di pasar.

"Kami memperkirakan kondisi pasar masih akan menantang di 2015. Namun demikian, kami yakin kalau fundamental jangka panjang untuk sektor batu bara dan energi masih tetap kokoh," ujar Garibaldi.

Ia menambahkan, pihaknya akan fokus pada keunggulan operasional, menjaga kas, dan pengembangan bisnis termasuk memperkuat bisnis logistik dan bergerak ke hilir menuju bisnis ketenagalistrikan. (Ahm/)