Liputan6.com, New York - Bursa saham Amerika Serikat (AS) bergerak melemah pada perdagangan saham awal pekan ini seiring dolar AS tertekan dan harga minyak.
Sektor saham energi kena imbas positif dari kenaikan harga minyak sehingga mengangkat indeks saham. Penguatan indeks saham ditunjukkan dengan sektor saham energi S&P menguat 0,2 persen. Meski demikian, dolar AS cenderung tertekan.
Dolar AS cenderung melemah ini seiring pelaku pasar mengantisipasi kebijakan moneter bank sentral AS. Indeks dolar AS melemah 0,9 persen.
Advertisement
"Saat ini pelaku pasar lebih fokus terhadap laporan kinerja yang dimulai paling lambat pekan depan. Pelaku pasar ingin melihat dampak penguatan dolar terhada kinerja, dan melihat apa yang terjadi di pasar saham," ujar Ken Polcari Direktur NYSE O'Neil Securities, seperti dikutip dari laman Reuters, Selasa (24/3/2015).
Indeks saham Dow Jones pun turun 11,61 poin (0,06 persen) ke level 18.116,04. Diikuti indeks saham S&P 500 tergelincir 3,68 poin (0,17 persen) ke level 2.104,42. Indeks saham Nasdaq turun 15,44 poin (0,31 persen) ke level 5.010,97.
Selain dolar AS, harga minyak berdampak ke bursa saham. Harga minyak Brent naik 1,1 persen ke level US$ 55,92 per barel. Sementara itu, harga minyak acuan AS menguat 1,9 persen menjadi US$ 47,45. Dolar AS melemah telah mendukung harga minyak di tengah pasokan yang berlimpah.
Volume perdagangan saham tercatat 5,42 miliar saham di bursa saham AS, angka ini di bawah rata-rata perdagangan saham sekitar 6,86 miliar saham.