Liputan6.com, Jakarta - PT Mitrabahtera Segara Sejati Tbk (MBSS), perusahaan bidang pelayaran dan angkutan laut baik barang maupun penumpang, mengaku turut tertekan akibat tak kunjung membaiknya harga batu bara sepanjang tahun 2014.
Presiden Direktur Mitrabahtera, Rico Rustombi menyampaikan, penurunan harga komoditas batu bara yang menyentuh kisaran di bawah US$ 70 per metrik ton di akhir tahun 2014 memberikan tekanan harga pada jasa logistik pendukung industri batu bara.
Di tahun 2014, sekitar 30 persen kontrak MBSS jatuh tempo dimana MBSS harus mengambil langkah strategis untuk mempertahankan pangsa pasar di klien-kliennya dengan memberikan win-win solution lewat cara menurunkan tarif pengangkutan dengan kompensasi volume yang lebih tinggi atau jangka waktu kontrak yang lebih panjang.
“Penurunan tarif pengangkutan tersebut menekan marjin keuntungan perseroan di tahun 2014, dimana laba kotor Perseroan turun dari US$ 60,7 juta menjadi US$ 43,5 juta atau penurunan gross margin dari 40,2 persen menjadi 32,1 persen,” ujar Rico dalam keterangannya, Rabu (1/4/2015).
Melalui langkah tersebut, MBSS berhasil memperpanjang 40 persen dari kontrak yang jatuh tempo di tahun 2014. Sementara itu, kontrak yang tidak diperpanjang sebanyak 25 persen berhasil dikonversi menjadi kontrak baru dan 14 persen sisanya dialokasikan untuk melayani pasar spot.
Rico menambahkan, kemampuan MBSS untuk memberikan tarif yang kompetitif tidak lepas dari salah satu competitive advantage yang dimilikinya, yakni struktur biaya.
“Kesuksesan MBSS melakukan refinancing atas beberapa fasilitas kredit jangka panjang di tahun 2013 berhasil menurunkan suku bunga efektif rata-rata Perseroan dari 5,8 persen di tahun 2013 menjadi 5,4 persen di tahun 2014, yang diterjemahkan menjadi penurunan beban bunga dari US$ 6,2 juta di tahun 2013 menjadi US$ 4,9 juta di tahun 2014”, lanjut Rico.
Hingga akhir 2014, Mitrabahtera berhasil memperoleh pendapatan sebesar US$ 135,3 juta, laba kotor sebesar US$ 43,4 juta, EBITDA sebesar US$ 53,6 juta dan laba yang diatribusikan kepada Pemilik Entitas Induk (laba bersih) sebesar US$ 20,1 juta untuk laporan keuangan auditan yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2014.
Di tahun 2014 Perseroan juga mengangkut 52,6 juta ton batu bara, terdiri dari 31,1 juta ton untuk segmenbarging dan 21,5 juta ton untuk segmen floating crane. Volume untuk segmen barging mengalami penurunan sebesar 24 persen secara year on year (yoy), sementara untuk segmen floating crane volume naik sebesar 3 persen.
Penurunan volume barging di tahun 2014 didorong oleh lebih banyaknya pengangkutan batu bara jarak jauh (antar pulau) dibanding jarak dekat (transshipment) sehubungan peningkatan kebutuhan domestik batu bara dan industri semen.
Jarak pengangkutan yang lebih jauh berakibat pada penurunan perputaran armada sehingga total volume yang diangkut menjadi lebih kecil dalam periode yang sama dibandingkan pengangkutan jarak pendek, yakni dari loading port menuju anchorage point tempat kegiatan pindah muat (transshipment) untuk tujuan pasar ekspor dilakukan. (Yas/Gdn)
Harga Batu Bara Masih Lesu, Emiten Ini Turunkan Tarif Logistik
Hingga akhir 2014, Mitrabahtera berhasil memperoleh pendapatan sebesar US$ 135,3 juta.
Advertisement