Liputan6.com, Jakarta - Di tengah kondisi bisnis batu bara yang masih menghadapi tekanan selama 2014, PT ABM Investama Tbk (ABMM), perusahaan energi nasional, berhasil mempertahankan kinerja operasional tetap positif. Sepanjang tahun lalu, ABM meraih pendapatan sebesar US$ 723,6 juta dengan EBITDA sebesar US$106,6 juta. Namun, akibat adanya penyesuaian non-tunai dari asset impairment dan provisi tagihan, pada tahun 2014 Perseroan membukukan rugi bersih sebesar US$ 113,7 juta.
Direktur Utama ABM Investama, Andi Djajanegara mengatakan, adanya kelebihan pasokan di pasar batu bara dunia telah menyebabkan penurunan harga komoditas tersebut. Di samping itu, perlambatan pertumbuhan ekonomi di China turut menyebabkan pelemahan harga batu bara.
Meski demikian, Andi optimis secara jangka panjang fundamental bisnis batu bara di Indonesia masih cukup menjanjikan, seiring dengan dikeluarkannya kebijakan pemerintah yang mendorong pembangunan pembangkit listrik berbasis batu bara di dalam negeri.
"Selain itu, pada tahun ini, pemerintah akan mulai program pembangunan proyek listrik 35 ribu MW, di mana sebagian besar akan menggunakan energi batu bara," jelasnya seperti dikutip dalam keterangan tertulis, Rabu (1/4/2015).
Di pasar global, permintaan dari India sebagai salah satu pasar utama batu bara ABM Investama, terus menunjukkan peningkatan di tahun 2014. Tingginya pembangunan pembangkit listrik berbasis batu bara diyakini akan mendorong permintaan batubara India di tahun 2015. Untuk mengoptimalkan peluang pasar, baik domestik dan ekspor, ABM akan terus melakukan inisiatif ke pasar-pasar yang baru dan memperkuat rantai bisnis menjadi semakin efisien.
“ABM akan terus mempertahankan keunggulan operasional, menjaga kas dan mengembangkan usaha, terutama dengan memperkuat sinergi di seluruh lini usaha perusahaan," tambahnya.
Selama 2014, segmen kontraktor dan tambang batu bara tercatat membukukan pendapatan sebesar US$ 416,3 juta. Di tengah kondisi pasar batu bara yang sulit, penjualan batu bara anak usaha ABM, PT Reswara Minergi Hartama, meraih penjualan 5,91 juta ton atau naik sebesar 11,1 persen.
Sementara PT Cipta Kridatama berhasil meningkatkan volume pengupasan tanah menjadi 102,54 juta BCM di tahun 2014 atau naik sebesar 15,2 persen dari tahun 2013. Selain itu, Cipta Kridatama juga mulai melebarkan bisnisnya ke jasa kontruksi.
Segmen jasa kelistrikan menghasilkan pendapatan sebesar US$ 269,1 juta, di mana sewa mesin dan pembangkit tenaga listrik memberikan kontribusi pendapatan sebesar US$ 138,7 juta. Jumlah listrik yang dihasilkan dari jasa penyewaan mesin untuk temporary power mencapai 5.019 juta KWH di 2014, atau 8,1 persen lebih tinggi dari 2013.
Seiring dengan meningkatnya kebutuhan energi di Indonesia, kedepannya ABM group juga akan memfokuskan investasi pada bisnis kelistrikan, antara lain dengan melakukan sejumlah inisiatif pembangunan power plant. Upaya tersebut akan dilakukan baik melalui investasi sendiri maupun joint investment bersama patner strategis.
Sementara dari segmen jasa logistik dan sewa kapal memberikan kontribusi pendapatan sebesar US$ 89,6 juta dan sisanya sebesar US$ 40,8 juta disumbangkan oleh Site Services dan Repabrikasi. (Gdn)
ABM Investama Raih Penjualan US$ 723,6 Juta
Pada tahun 2014 PT ABM Investama Tbk membukukan rugi bersih sebesar US$ 113,7 juta.
Advertisement