Liputan6.com, New York - Wall Street menguat mengirim Indeks Standard & Poor 500 menguat 0,5 persen. Pendorong penguatan tersebut adalah saham-saham di sektor energi karena harga minyak mencapai level tertinggi di 2015 ini.
Mengutip Bloomberg, Kamis (16/4/2015), Indeks S&P 500 naik 0,5 persen menjadi 2.106,34 pada pukul 16.00 waktu New York, Amerika Serikat (AS). Indeks Russell 2000 naik 0,8 persen.
Sebelumnya, Indeks S&P 500 terus mengalami jatuh bangun. Sempat, indeks tersebut turun sebesar 3,6 persen dari awal tahun hingga 11 Maret 2015 lalu karena kekhawatiran akan nilai tukar dolar AS yang terus menguat dan harga minyak yang terus mengalami tekanan. Dua sentimen tersebut membuat keuntungan yang bisa didapat oleh emiten-emiten bakal tergerus sehingga aksi jual melanda Wall Street.
Analis McQueen, Ball & Associates, Bethlehem, Pennsylvania, AS, Bill Schultz menjelaskan, langkah Bank Sentral AS untuk menunda kenaikan suku bunga acuan dan juga estimasi akan pendapatan kuartal I 2015 dari para emiten yang cukup baik menjadi mendongkrak Wall Street.
"Ada sedikit angin segar yang diberikan sehingga bursa mengalami rebound," jelasnya. Penguatan Wall Street didukung oleh saham-saham di sektor energi karena memang dalam beberapa hari terakhir harga minyak terus berada di atas level US$ 50 per barel. Bahkan dalam seminggu terakhir harga minyak sempat menyentuh level tertinggi sepanjang 2015 ini yaitu di US$ 53 per barel.
Saham-saham energi yang masuk ke dalam Indeks S&P 500 menguat 2,3 persen, mendorong keuntungan bagi saham-saham tersebut sebesar 6,8 persen. Indeks terus mendapat dorongan dari beberapa sentimen sehingga berada pada jalur yang terbaik sejak Januari 2015.
Pelaku pasar menimbang data-data ekonomi yang keluar untuk mengukur kemungkinan waktu yang tepat bagi Bank Sentral AS untuk menaikkan suku bunga. Sebuah laporan mengenai manufaktur di AS pada Mei lalu mendukung rebound saham-saham sektor manufaktur. (Gdn)
Saham Energi Dorong Penguatan Wall Street
Indeks S&P 500 naik 0,5 persen menjadi 2.106,34 pada pukul 16.00 waktu New York, Amerika Serikat (AS).
Advertisement