Liputan6.com, New York - Bursa saham Amerika Serikat (AS) mengalami aksi jual sehingga menekan indeks saham acuan terutama Nasdaq. Penurunan indeks saham ini didorong dari kinerja keuangan sektor saham teknologi dan bioteknologi yang mengecewakan.
Indeks saham Dow Jones melemah 195,01 poin (1,08 persen) ke level 17.840,52. Indeks saham S&P 500 tergelincir 21,34 poin (1,01 persen) ke level 2.085,51. Diikuti indeks saham Nasdaq melemah 82,22 poin (1,64 persen) menjadi 4.941,42 pada perdagangan saham Kamis (Jumat WIB pagi).
Baca Juga
Sepanjang April 2015, indeks saham Dow Jones menguat tipis 0,4 persen. Indeks saham S&P 500 naik 0,9 persen dan indeks saham Nasdaq mendaki 0,8 persen.
Advertisement
Sementara itu, volume perdagangan saham mencapai 7,8 miliar saham di bursa saham AS. Angka ini lebih rendah dibandingkan rata-rata bulanan yang mencapai 6,3 miliar saham.
Sejumlah sentimen domestik mempengaruhi laju bursa saham AS. Ketidakpastian prospek suku bunga setelah data menunjukkan ekonomi AS melambat di kuartal I 2015 telah mempengaruhi laju IHSG. Ditambah bank sentral AS menunjukkan data melemah untuk pasar tenaga kerja.
"Pelaku pasar tidak mendapatkan sentimen positif dari pernyataan bank sentral Amerika Serikat. Hasil pertemuan tidak menambah kejelasan apapun. Sementara itu, laporan kinerja keuangan relatif mendatar. Ada tidak alasan kuat untuk membeli," kata Bucky Hellwig, Senior Vice President BB&T Wealth Management, seperti dikutip dari laman Reuters, Jumat (1/5/2015).
Selain itu, indeks saham bioteknologi masih tertekan selama lima hari ini sehingga mendorong indeks saham itu melemah 8,1 persen dalam sepekan. Selain itu, indeks saham S&P teknologi turun 1,6 persen, sehingga mencatatkan kinerja terburuk pada hari ini.
Saham Apple turun 2,7 persen menjadi US$ 127,15. Penurunan saham Apple ini membuat indeks saham acuan di Wall Street sulit terangkat. Adanya kerusakan di komponen Apple Watch memberikan sentimen negatif.
Selain saham Apple yang melemah, saham Baidu tergelincir 8,5 persen menjadi US$ 200,28 setelah perseroan membukukan tingkat pertumbuhan paling lambat di kuartal I 2015. Adapun rata-rata hasil kinerja laba perusahaan di indeks saham S&P 500 diperkirakan naik 1,1 persen. Sedangkan pendapatan turun 3,2 persen.