Liputan6.com, Jakarta - Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) cenderung tertekan pada pekan terakhir April 2015. Kekhawatiran pelaku pasar terhadap perlambatan ekonomi Indonesia di kuartal I 2015 seiring rilis kinerja emiten melambat.
IHSG turun 6,4 persen dari 5.435,35 pada penutupan perdagangan saham 24 April 2015 menjadi 5.086,42 pada penutupan perdagangan saham 30 April 2015. Selama sepekan, investor asing melakukan aksi jual bersih mencapai Rp 7,08 triliun. Kapitalisasi pasar saham turun Rp 332 triliun dari Rp 5.479 triliun pada 24 April 2015 menjadi Rp 5.147 triliun pada 30 April 2015.
Di awal 2015, IHSG pun harus minus 2,69 persen ke level 5.086 pada Kamis pekan ini. Sepanjang April 2015, IHSG turun 6,95 persen. Sektor saham yang mengalami tekanan antara lain sektor saham industri dasar melemah 20,20 persen, sektor saham infrastruktur, utilitas, dan transportasi turun 13,63 persen, dan sektor saham perkebunan melemah 14,73 persen.
Advertisement
Sementara itu, sektor saham yang masih mencatatkan penguatan antara lain sektor saham perdagangan naik 7,97 persen, sektor saham barang konsumen mendaki 6,49 persen, dan sektor saham properti dan konstruksi menanjak 2,59 persen.
Sejumlah analis menilai, aksi jual investor asing terjadi di bursa saham telah menekan IHSG. Hal itu lantaran pelaku pasar juga khawatir terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia di kuartal I 2015. Pertumbuhan ekonomi diperkirakan di bawah 5 persen. Perlambatan ekonomi yang terjadi menggerus kinerja keuangan emiten selama tiga bulan pertama 2015.
"Laporan keuangan mulai dari BRI, Semen Indonesia, BCA tidak sesuai harapan," tutur Kepala Riset PT Universal Broker Securities Indonesia, Satrio Utomo saat dihubungi Liputan6.com yang ditulis Jumat (1/5/2015).
Satrio menambahkan, saat ini memang belum ada sinyal positif untuk mengangkat IHSG. Meski demikian, ada harapan pelaku pasar terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia di kuartal I 2015. "Kalau pertumbuhan ekonomi bagus di kuartal I 2015 itu yang ditunggu pelaku pasar meski rata-rata prediksi kurang bagus," kata Satrio.
Analis PT BNI Securities Thendra Crisnanda mengatakan, ekonomi Indonesia berpeluang membaik pada kuartal II 2015. Hal itu seiring pemerintah mulai merealisasikan anggaran untuk pembangunan infrastruktur di tengah konsumsi domestik melambat. PT BNI Securities pun menargetkan IHSG antara 5.000-5.750 pada akhir 2015. (Ahm/)