Liputan6.com, Jakarta - PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) mencetak rugi bersih sebesar Rp 240,2 miliar pada kuartal I 2015. Angka ini lebih rendah dari kerugian periode yang sama tahun lalu mencapai Rp 272,6 miliar.
Direktur Utama Antam Tedy Badrujaman menjelaskan, Antam sebenarnya mencatat kinerja operasional yang positif pada tiga bulan pertama tahun ini. Hal ini terefleksikan dengan peningkatan volume produksi feronikel dan emas pada kuartal I 2015 yang masing-masing meningkat sebesar 36 persen dan 6 persen (year on year/yoy).
Selain itu, Antam juga mencatat kenaikan volume penjualan emas di kuartal I 2015 sebesar 63 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Hal ini membuat pendapatan perseroan terdongkrak menjadi Rp 2,86 triliun, dari sebelumnya Rp 2,3 triliun.Â
Namun, kenaikan pendapatan ini diikuti dengan beban pokok penjualan juga melonjak menjadi Rp 2,6 triliun, dari sebelumnya Rp 2,25 triliun. Pada kuartal I 2015, Antam tetap membukukan peningkatan laba kotor sebesar 480 persen dibandingkan kuartal I 2014 menjadi Rp 257 miliar.
BUMN tambang itu juga mencatatkan laba usaha sebesar Rp 56 miliar pada kuartal I 2015, dibandingkan rugi usaha sebesar Rp 96 miliar pada kuartal I 2014.
"Meski demikian, dengan adanya beban lain-lain yang bersifat non-kas, Antam membukukan rugi bersih di kuartal I 2015 sebesar Rp 240 miliar," kata Tedy dalam keterangannya, Sabtu (2/5/2015).
Antam menargetkan adanya peningkatan penjualan feronikel dan emas hingga akhir tahun, selain tetap melakukan efisiensi yang agresif. Perseroan juga
berkomitmen untuk melanjutkan proyek-proyek pertumbuhan dengan tetap memperhatikan kondisi finansial perusahaan.
Advertisement
"Kami masih melanjutkan persiapan pelaksanaan rights issue yang proceed-nya akan difokuskan untuk mendanai proyek Feronikel Halmahera Timur dan proyek Anode Slime," paparnya.
Kemajuan proyek
Pada kesempatan yang sama, Tedy juga memastikan komitmen perseroan untuk melaksanakan dan tidak membatalkan rencana proyekproyek
pertumbuhan lainnya seperti proyek Smelter Grade Alumina Mempawah, proyek Nickel Pig Iron & Stainless Steel dan proyek Nickel Mixed Hydroxide.
"Pada kuartal I 2015, pengembangan perusahaan masih terus menunjukkan kemajuan yang baik dengan tetap mengedepankan prinsip-prinsip kehati-hatian," jelas dia.
Pabrik CGA Tayan telah beroperasi komersial sejak bulan Januari 2015, sementara kemajuan EPC Proyek Perluasan Pabrik Feronikel Pomalaa (P3FP) sudah mencapai 89 persen per 31 Maret 2015 dengan fasilitas Furnace-4 sudah memasuki tahap commissioning. Selain itu, Antam juga telah meresmikan fasilitas Top
Blown Rotary Converter (TBRC) yang dapat mengekstraksi logam emas dan logam-logam berharga lainnya seperti selenium, paladium, platinum dan lain-lain dari produk anode slime.
Sebagai hasil dari upaya efisiensi yang dilakukan secara terus menerus, di kuartal I 2015, Antam berhasil menghemat Rp 3,6 miliar yang berasal dari efisiensi penggunaan bahan-bahan untuk kegiatan operasional di unit bisnis serta negosiasi kontrak dengan pihak ketiga. (Ndw)