Liputan6.com, New York - Bursa saham Amerika Serikat (AS) meroket pada perdagangan Jumat (Sabtu pagi WIB) karena investor kompak memborong saham-saham yang turun di sektor kesehatan dan teknologi. Tak hanya itu, data ekonomi yang dirilis memberi tanda-tanda lebih lanjut dari peningkatan perekonomian AS.
Dilansir dari Reuters, Sabtu (2/5/2015), indeks Dow Jones Industrial Average naik 183,54 poin atau 1,03 persen menjadi 18.024,06, indeks S&P 500 naik 22,78 poin atau 1,09 persen ke level 2.108,29 dan Nasdaq Composite menguat 63,97 poin atau 1,29 persen menjadi 5.005,39.
Saham Apple memberikan dorongan terbesar untuk indeks utama, melompat 3 persen menjadi US$ 128,95, ini merupakan persentase keuntungan harian terbesar sejak Januari. Sebelumnya, saham Apple anjlok 2,7 persen pada hari Kamis.
Saham bioteknologi juga rebound (berbalik naik), mengakhiri penurunan selama lima hari beruntun. Nasdaq Biotech Indeks naik 2,9 persen pada hari ini, namun secara mingguan tetap tergerus 5,5 persen, penurunan terburuk sejak Maret 2014.
Saham Gilead naik 4,5 persen menjadi US$ 105,01, membantu mengangkat indeks Nasdaq dan S&P 500, setelah laba kuartalannya melonjak hampir dua kali lipat. Indeks S&P 500 sektor kesehatan naik 1,3 persen.
Indeks membukukan kerugian selama seminggu, dengan saham media sosial yang tercatat paling melemah. Hal itu sejalan dengan proyeksi dan hasil kinerja sejumlah pemain utama yang mengecewakan pada pekan ini, termasuk Twitter.
LinkedIn, Twitter dan Yelp, ketiga saham ini mencetak persentase penurunan mingguan terbesar sejak debut perdana mereka di pasar saham. LinkedIn, yang melaporkan kinerja pada Kamis kemarin, sahamnnya tercatat turun 18,6 persen menjadi US$ 205,21.
Sepanjang pekan ini, indeks Dow Jones turun 0,3 persen, S&P 500 turun 0,5 persen dan Nasdaq turun 1,7 persen.
Indeks kepercayaan konsumen di AS melompat dan penjualan kendaraan lebih kuat dari yang diperkirakan pada April, sementara ekspansi manufaktur di bulan tetap stabil di dekat level terendah dua tahun. Cerahnya data ekonomi AS juga turut mendongrak pasar saham.(Ndw)