Sukses

Harga Nikel Turun, Pendapatan Vale Merosot 9%

PT Vale Indonesia Tbk membukukan penjualan nikei turun 12,47 persen menjadi 18.040 metrik ton pada kuartal I 2015.

Liputan6.com, Jakarta - PT Vale Indonesia (INCO) membukukan laba periode berjalan naik 39,49 persen menjadi US$ 25,05 juta hingga kuartal I 2015. Pada periode sama tahun sebelumnya, perseroan mencatatkan laba sebesar US$ 17,96 juta.

Meski demikian, pendapatan perseroan turun tipis 0,57 persen menjadi US$ 211,88 juta pada kuartal I 2015 dari periode sama tahun sebelumnya US$ 213,11 juta. Penurunan pendapatan itu didorong dari harga realisasi turun 9 persen pada kuartal I 2015 menjadi 11.745 metrik ton dari periode kuartal I 2014 di kisaran 12.895 metrik ton.

Produksi nikel juga turun 15,10 persen menjadi 17.476 metrik ton pada kuartal I 2015 dari periode sama tahun sebelumnya 20.586 metrik ton. Produksi nikel turun juga diikuti penjualan nikel sebesar 12,47 persen dari 20.611 metrik ton pada kuartal I 2014 menjadi 18.040 metrik ton pada kuartal I 2015.

"Harga nikel terus turun pada kuartal I 2015 dari tingkat yang pernah dicapai pada kuartal IV 2014. Namun demikian kami memutuskan untuk melanjutkan produksi dan kemudian di akhir kuartal untuk mulai beberapa pemeliharaan yang tadinya direncanakan untuk dilaksanakan akhir tahun sehingga memanfaatkan kondisi harga nikel rendah," ujar Nico Kanter, CEO PT Vale Indonesia Tbk, seperti dikutip dari siaran pers, Senin (4/5/2015).

Adapun pemeliharaan itu mempengaruhi produksi nikel dalam matte PT Vale Indonesia yang turun sebesar 15 persen dari pencapaian produksi di kuartal IV 2014. Walau begitu Perseroan tetap mempertahankan rencana produksi pada 2015 sebesar kurang lebih 80 ribu metrik ton.

Perseroan juga terus mengontrol biaya secara hati-hati. Beban pokok pendapatan lebih rendah 14 persen pada kuartal I 2015 yang berarti sejalan dengan penurunan volume penjualan.

"Rendahnya biaya bahan bakar, pelumas, dan bahan pembantu menyebabkan penurunan beban pokok pendapatan. Hal ini mencerminkan disiplin biaya dan produktivitas operasi di PT Vale Indonesia Tbk," kata Nico.

Selain mengontrol biaya untuk mengantisipasi fluktuasi harga nikel yang tidak menguntungkan PT Vale Indonesia Tbk juga akan mengelola arus kas dengan hati-hati. Kas dan setara kas Perseroan pada 31 Maret 2015 mencapai US$ 328,2 juta. Perseroan juga telah mengeluarkan belanja modal mencapai US$ 30,2 juta hingga kuartal I 2015. (Ahm/)

Video Terkini