Sukses

Pernyataan Janet Yellen Bikin Wall Street Terjungkal

Dow Jones Industrial Averange turun 86,22 poin ke level 17.841,98. Indeks Standard & Poor 500 melemah 9,31 poin ke level 2.080,15.

Liputan6.com, New York - Wall Street berakhir melemah pada perdagangan Rabu (Kamis pagi waktu Jakarta) setelah Gubernur Bank Sentral Amerika (The Fed) mengeluarkan peringatan bahwa valuasi saham di bursa Amerika Serikat sudah terlalu tinggi.

Mengutip Reuters, Kamis (7/5/2015), Dow Jones Industrial Averange turun 86,22 poin (0,48 persen) ke level 17.841,98. Indeks Standard & Poor 500 melemah 9,31 poin (0,45 persen) ke level 2.080,15 dan Nasdaq Composite turun 19,68 poin (0,4 persen) ke level 4.919,64.

Indeks Standard & Poor 500 turun para titik terendah terhitung sejak April 2015 setelah Yellen mengeluarkan pernyataan bahwa valuasi atau harga saham sudah terlalu tinggi sehingga cukup berbahaya bagi perekonomian. Pasalnya, kenaikan harga saham tidak sesuai dengan fundamental perusahaan sendiri. Namun memang, Yellen tidak mengungkapkan bahwa gelembung krisis sudah terbentuk.

Pernyataan Yellen ini keluar setelah ia melihat bahwa pelaku pasar terus-menerus mencoba menebak kapan waktu yang tepat The Fed akan menaikkan suku bunga untuk pertama kalinya sejak 2006. Kenaikan suku bunga sesuai dengan jadwal semula yaitu pada Juni 2015 atau mundur dari jadwal yaitu di kisaran September memberikan sentimen yang sama kepada bursa saham yaitu penguatan.

Gubernur The Fed Atlanta, Amerika Serikat (AS), Dennis Lockhart menjelaskan, dia masih mengharapkan semuanya berjalan sesuai dengan rencana awal, termasuk juga mengenai kenaikan suku bunga. Melihat data-data ekonomi yang ada, ia berharap di pertengahan tahun ini The Fed sudah bisa menaikkan suku bunga acuan.

"Semua orang sudah terobsesi kepada The Fed," jelas Direktur Addison Capital Management, Philadelphia, AS, Michael Church. Menurutnya, sudah wajar jika pernyataan Yellen tersebut membuat Wall Street tidak bisa menembus level tertinggi pada minggu ini. Alasannya, pernyataan Yellen tersebut membuat pelaku pasar melihat kembali portofolio mereka dan menarik dana-dana mereka di Wall Street sehingga indeks akhirnya tertekan.

Namun sebagian besar analis masih tetap mencoba menebak kapan waktu yang tepat bagi The Fed untuk menaikkan suku bunga. Sebagian besar analis bank yang beroperasi di Wall Street memberikan prediksi bahwa The Fed akan menunda kenaikan suku bunga acuan setidaknya sampai dengan September 2015 nanti. (Gdn)