Sukses

Peringatan Yellen Bikin Bursa Saham Rontok

Pimpinan The Federal Reserve, Janet Yellen menyatakan, indikator bursa saham berpotensi bahaya dilihat dari valuasi pasar saham AS.

Liputan6.com, London - Pimpinan bank sentral Amerika Serikat (AS)/The Federal Reserve Janet Yellen telah memperingatkan valuasi pasar saham yang "berpotensi bahaya".

Dia mengatakan, indikator itu terlihat dari valuasi pasar saham AS dan Inggris mencapai rekor cukup tinggi. Meski demikian, ia tidak melihat pola bubble. Yellen menyampaikan hal itu saat konferensi International Monetary Fund (IMF).

Indeks saham Dow Jones telah mencapai rekor di level 18.288,63. Sedangkan FTSE 100 mencapai level 7.103,98 dan indeks saham Jerman Dax di level 12.374 pada bulan lalu.

"Regulator AS telah membuat kemajuan besar untuk memperbaiki kelemahan dalam sistem keuangan di tengah krisis perbankan global," ujar Yellen seperti dikutip dari laman BBC, Kamis (7/5/2015).

Yellen mengatakan, hal itu menunjuk ke kontribusi sistem perbankan yang lebih baik untuk masyarakat dan ekonomi. Ia juga mengkritisi soal sistem terdistorsi dan kontrol lemah dalam industri keuangan pada 2008.

"Kombinasi dari respons terhadap insentif terdistorsi oleh para pemain di seluruh sistem keuangan menciptakan lingkungan kondusif untuk krisis," ujar Janet Yellen.

Ia menambahkan, regulator terlalu fokus pada perusahaan individual sebelum krisis, dan tidak fokus pada sistem keuangan secara keseluruhan.
Ia mengatakan, para pembuat kebijakan termausk The Fed tetap waspada untuk daerah yang membutuhkan tindakan lebih lanjut, dan langkah-langkah yang diambil untuk perlu disesuaikan.

Dengan pernyataan Yellen itu mendorong bursa saham baik global dan Asia tertekan. Indeks saham Shanghai paling turun tajam. Indeks saham Shanghai turun 1,6 persen ke level 4.159,42. Lalu diikuti bursa saham Jepang melemah usai libur. Indeks saham Jepang Nikkei tergelincir 1 persen ke level 19.338,67. Indeks saham Australia dan Hong Kong Hang Seng masing-masing melemah 0,58 persen dan 0,6 persen.

Sementara itu, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) tergelincir 15,83 poin (0,31 persen) ke level 5.169,11. Indeks saham LQ45 melemah 0,35 persen ke level 894,59. Seluruh indeks saham acuan kompak melemah.

Pada sesi pertama perdagangan saham hari ini, IHSG sempat ke level tertinggi 5.176,87 dan terendah 5.137,81. Ada sebanyak 149 saham melemah sehingga menyeret IHSG ke zona merah. 99 saham lainnya menghijau dan 79 saham lainnya diam di tempat. Total frekuensi perdagangan saham sekitar 143.294 kali dengan volume perdagangan saham 4,26 miliar saham. Nilai transaksi saham sekitar Rp 3,05 triliun. (Ahm/)

Video Terkini