Sukses

Medco Energi Terbitkan Surat Utang Rp 986 Miliar

PT Medco Energi Internasional Tbk menawarkan kupon bunga medium term notes atau surat utang sekitar 5,9 persen per tahun.

Liputan6.com, Jakarta - PT Medco Energi Internasional Tbk (MEDC) melalui anak perusahaan Medco Energi Global Pte telah menerbitkan Medium Term Notes (MTN)/surat utang sebesar S$ 100 juta pada 14 Mei 2015 atau sekitar Rp 986,43 miliar (asumsi kurs rupiah 9.864 per dolar Singapura).

Perseroan menawarkan kupon bunga sebesar 5,9 persen per tahun dengan tenor selama tiga tahun. Penjamin pelaksana dalam transaksi ini adalah DBS Bank Ltd, Australia and New Zealand Banking Corporation Limited dan Mitsubishi UFJ Securities (Singapore) Limited.

Penerbitan ini merupakan bagian dari program MTN dengan jumlah sebanyak-banyaknya sebesar S$ 500 juta. MTN ini merupakan salah satu opsi yang dilakukan untuk memperkuat keuangan Perusahaan melalui profil utang lebih baik.

"Penerbitan ini merupakan momentum bagi perseroan untuk kembali mengakses pembiayaan dari pasar internasional. Penerbitan MTN ini juga mencerminkan kredibilitas perusahaan dalam memperoleh kepercayaan dari pasar internasional terutama dalam situasi harga minyak saat ini. Perseroan akan terus berupaya mengelola neracanya dengan hati-hati sehingga kepercayaan pasar dapat senantiasa terjaga," kata Direktur Utama PT Medco Energi Internasional Tbk, Lukman Mahfoedz, seperti dikutip dari keterangan yang diterbitkan, Jumat (15/5/2015).

Seperti diketahui, PT Medco Energi Internasional Tbk menganggarkan belanja modal mencapai US$ 1,4 miliar hingga 2016. Belanja modal untuk membiayai proyek dalam negeri dan luar negeri.

"US$ 1,4 miliar itu hampir semua domestik. Porsi domestik sekitar US$ 1,1 miliar. Di luar domestik US$ 300 juta," kata Direktur Keuangan PT Medco Energi Internasional Tbk, Lany Wong.

Ia menambahkan, belanja modal US$ 300 juta untuk proyek luar negeri akan dialihkan untuk pengembangan blok Libya dan Yaman. Sedangkan blok Tunisia di luar dana tersebut. Untuk 2015, perseroan menganggarkan belanja modal sekitar US$ 570 juta. (Ahm/)

Video Terkini