Sukses

Bursa Asia Melemah Menyusul Penurunan Bursa Amerika

Indeks MSCI Asia Pasifik turun 0,3 persen ke level 152,77 pada pukul 09.01 waktu Tokyo, Jepang.

Liputan6.com, Sydney - Saham-saham di kawasan Asia Pasifik (Bursa Asia) tertekan mengikuti pelemahan bursa Amerika Serikat (Wall Street). Sentimen yang menjadi dasar pelemahan tersebut adalah membaiknya data ekonomi di Amerika sehingga meningkatkan kemungkinan bagi Bank Sentral Amerika (The Fed) untuk menaikkan suku bunga di tahun ini.

Mengutip Bloomberg, Rabu (27/5/2015), Indeks MSCI Asia Pasifik turun 0,3 persen ke level 152,77 pada pukul 09.01 waktu Tokyo, Jepang. Penurunan Indeks MCSI Asia Pasifik ini mengikuti Indeks Standard & Poor 500 yang merosot 1 persen pada penutupan perdagangan Selasa (26/5/2015).

Penurunan yang terjadi pada Indeks Standard & Poor 500 ini merupakan penurunan terbesar sejak 5 Mei 2015 karena membaiknya data pesanan barang modal dan juga penjualan rumah. Dengan membaiknya data tersebut ada kemungkinan The Fed menaikkan suku bunga di semester II 2015.

Sedangkan Indeks Topix Jepang turun 0,3 persen didorong pelemahan nilai tukar yen terhadap dolar Amerika sebesar 1,3 persen. Dengan penurunan nilai tukar ini membuat posisi yen terhadap dolar AS berada di level terendah dalam 8 tahun terakhir.

Indeks Kospi Korea Selatan turun 0,6 persen. Indeks S & P/ASX 200 Australia melemah 0,3 persen dan Indeks NZX 50 Selandia Baru kehilangan kekuatannya sehingga anjlok 0,4 persen.

Indeks Berjangka di Hang Seng China yang menjadi acuan saham-saham perusahaan China di Bursa Hong Kong naik 0,4 persen. Indeks FTSE China 50 naik 0,3 persen, menyusul penguatan 2 persen yang terjadi pada Shanghai Composite Index.

Sentimen lain yang mempengaruhi pergerakan indeks masih berasal dari Eropa tepatnya mengenai penyelesaian utang Yunani. Banyak pihak debitor yang melihat bahwa Yunani mengulur-ulur waktu untuk menyelesaikan pembayaran utang mereka.

"Tidak ada keraguan lagi bahwa kemungkinan besar Yunani berada di ambang gagal bayar yang juga berdampak kepada negara-negara lainnya sehingga sangat mempengaruhi pertumbuhan ekonomi global," jelas analis Perpetual Ltd, Matthew Sherwood.

Pada perdagangan kemarin, Bursa Asia juga melemah karena sepinya sentimen. Pelaku pasar masih menunggu kapan bank sentral Amerika Serikat (AS) menaikkan suku bunga. Karena itu, rilis data ekonomi AS selalu dinanti pelaku pasar sebagai petunjuk kapan suku bunga dinaikkan. (Gdn/Igw)