Liputan6.com, Tokyo - Sebagian besar bursa saham Asia menguat seiring yen berada di level terendah dalam 12 tahun terhadap dolar Amerika Serikat (AS) setelah data manufaktur AS menunjukkan pertumbuhan.
Indeks saham MSCI Asia Pacific merosot 0,1 persen menjadi 150,98 pada pukul 09.02 waktu Tokyo. Meski indeks saham acuan ini merosot, indeks saham Jepang Topix naik 0,2 persen ke level 1.681,93 di awal perdagangan saham. Penguatan indeks saham ini diikuti indeks saham Jepang Nikkei menguat 0,2 persen ke level 20.604,67.
Baca Juga
Indeks saham Korea Selatan mendaki 0,2 persen. Indeks saham Selandia Baru/NZX 50 menanjak 0,4 persen. Akan tetapi, indeks saham Australia melemah 0,1 persen ke level 5.729,30.
Advertisement
Data ekonomi AS keluar di awal pekan mempengaruhi bursa saham Asia dan global. Data manufaktur AS pada Mei mencatatkan kenaikan, diikuti belanja konstruksi. Laporan terbaru AS membuat bank sentral Amerika Serikat (AS) dinilai akan berat untuk menentukan kapan harus menaikkan suku bunga.
"Data memberikan kenyamanan untuk pemulihan pada kuartal II, dan itu menunjukkan kestabilan. Ada pertumbuhan moderat untuk ekonomi AS yang memberikan kesempatan The Fed mengambil beberapa langkah mendapatkan kebijakan moneter kembali ke tingkat lebih normal," kata Tony Farnham, Analis Paterson Securities Ltd seperti dikutip dari laman Bloomberg, Selasa (2/6/2015).
Bursa saham AS ditutup menguat pada awal pekan ini seiring rilis data ekonomi AS bervariasi. Data ekonomi belanja konsumen cenderung stabil tetapi belanja konstruksi dan manufaktur mencatatkan kenaikan. Selain sentimen bursa saham global, pertemuan bank sentral Australia juga menjadi perhatian pelaku pasar. (Ahm/)