Liputan6.com, Sydney - Pernyataan Gubernur Bank Sentral Eropa Mario Draghi bahwa volatilitas pasar keuangan di Eropa bakal terus berlanjut membuat imbal hasil obligasi global merosot tajam. Penurunan imbal hasil obligasi global tersebut menekan saham-saham di kawasan Asia Pasifik (Bursa Asia).
Mengutip Bloomberg, Kamis (4/6/2015), Indeks MSCI Asia Pasifik turun 0,2 persen. Namun saham-saham di kawasan Jepang menguat yang tercermin dalam indeks Topix Jepang naik 0,2 persen.
Indeks Kospi Korea Selatan hanya sedikit berubah tetapi cenderung bergerak di zona negatif. Sedangkan Indeks Standard and Poor/ASX 200 Australia kehilangan kekuatannya sebesar 0,6 persen.
Gubernur Bank Sentral Eropa menyatakan bahwa seharusnya dalam kondisi saat ini pelaku pasar sudah terbiasa dengan kenaikan dan penurunan pasar keuangan dan pasar saham yang cepat. Volatilitas yang tinggi tersebut sudah menjadi risiko yang harus dihadapi oleh pasar.
Pernyataan tersebut keluar setelah ada sentimen positif yang datang dari kesepakatan utang Yunani. Sebelumnya, sentimen yang muncul dari masalah Yunani memang terus negatif karena banyak pihak yang mensinyalir kubu Yunani terus mengulur-ulur waktu untuk penyelesaikan utang mereka.
Sentimen positif kali ini datang karena Banyak pihak yang terlibat mengenai pembicaraan utang Yunani memberikan sinyal-sinyal bahwa telah adanya kesepakatan baru mengenai utang Yunani sehingga membuat negara tersebut terhindar dari gagal bayar.
"Banyak pelaku pasar yang tidak mau menerima risiko yang lebih besar sehingga aksi jual di pasar saham terjadi," jelas analis Barclays Plc, Tokyo, Jepang, Akito Fukunaga dan Naoya Oshikubo. (Gdn/Ndw)
Penyataan Gubernur Bank Sentral Eropa Tekan Bursa Asia
Gubernur Bank Sentral Eropa menyatakan bahwa seharusnya dalam kondisi saat ini pelaku pasar sudah terbiasa dengan volatilitas yang tinggi.
Advertisement