Sukses

Bursa Saham Asia Menguat Jelang Pertemuan Zona Eropa

Sentimen penyelesaian utang Yunani mempengaruhi laju bursa saham Asia di awal pekan ini dengan indeks saham MSCI Asia Pacific naik 0,5%.

Liputan6.com, Tokyo - Bursa saham Asia menguat di awal pekan seiring euro melanjutkan penguatan. Hal itu lantaran investor mempertimbangkan dampak potensial dari gagal bayar Yunani menjelang konfrensi tingkat tinggi (KTT) darurat di Brussels, Belgia.

Indeks saham MSCI Asia Pacific menguat 0,5 persen pada pukul 10.05 waktu Tokyo. Penguatan indeks saham ini juga ditopang dari indeks saham Jepang dan Korea Selatan masing-masing naik 0,5 persen.

Indeks saham Hong Kong Hang Seng mendaki 0,4 persen ke level 26.854,32. Sementara itu, indeks saham Australia melemah 0,2 persen. Gerak bursa saham Asia ini dipicu sentimen Yunani. Pemerintah Yunani diklaim memiliki proposal baru menjelang terakhir pertemuan pada Senin sebelum batas waktu pembayaran utang pada 30 Juni. JP Morgan Chase and Co mengatakan, dampak Yunani dikeluarkan dari zona Euro tidak terlalu berpengaruh untuk global.  Sedangkan Australia and New Zealand Banking Group Ltd menilai, kejatuhan pun tidak berpengaruh ke Asia.

"Awalnya tidak akan menjadi satu sehingga fakta ada proposal baru tampaknya terlihat positif. Kita perlu terus mencari apakah ada pemotongan pensiun di Yunani, tetapi pasar Amerika Serikat tampaknya akan bereaksi positif," ujar Shoji Hirakawa, Analis Okasan Securities Co seperti dikutip dari laman Bloomberg, Senin (22/6/2015).

Pemerintah Yunani menyatakan Perdana Menteri Yunani Alexis Tsipras berangkat ke Brussels untuk rencana kesepakatan yang saling menguntungkan. Ini akan memberikan solusi pasti dan tidak menunda masalah.

Akan tetapi tidak ada rincian yang diberikan untuk isi proposal. Jika tidak ada kesepakatan yang dicapai pada pertemuan awal pekan ini kemungkinan Yunani gagal membayar utang US$ 1,7 miliar kepada Dana Moneter Internasional/IMF. Mata uang Euro naik terhadap 14 mata yang utama di awal pekan ini. Sedangkan dolar Selandia Baru tergelincir 0,3 persen. (Ahm/)