Liputan6.com, Jakarta - Direktur Utama PT Bursa Efek Indonesia (BEI) Tito Sulistio menargetkan transaksi harian saham di BEI sekitar Rp 15 triliun per hari. Target tersebut berada di atas rata-rata transaksi harian saat ini yang hanya Rp 6,3 triliun.
"Transaksi harian saham hanya Rp 5 triliun-Rp 7 triliun. Kita harus capai Rp 15 triliun per hari. Harusnya bisa dalam 3-5 tahun," kata Tito usai Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) yang digelar di Jakarta, pada Kamis (25/6/2015).
Dia mengatakan, untuk mencapai target tersebut mesti mendapat dukungan dari pemerintah. Salah satunya, dengan menggairahkan pasar melalui privatisasi perusahaan Badan Usaha Milik Negara (BUMN).
Advertisement
"Meminta pemerintah, privatisasi is must. Tidak bisa attitude seorang menteri atau seorang penguasa go public kalau pasar bagus. Dia harus bilang karena go public pasar bagus," ujar Tito.
Tito menambahkan, pemerintah juga memberikan langkah strategis melindungi perdagangan saham dalam negeri.
"Tergantung kalau pemerintah bantu kita support dan angkat pasar modal sebagai protokol krisis kita bisa lebih cepat. Bantu melindungi kita dari Singapura," tambah dia.
Tito mengatakan, terdapat empat stakeholder penting yang perlu didorong untuk pengembangan pasar modal RI. Pertama, dari investor itu sendiri sebagai pemodal. Kedua, emiten baik emiten besar maupun emiten kecil.
Ketiga dari pihak sekuritas. Tito menuturkan kondisi sekuritas ini kurang begitu baik di mana dari 115 perusahaan sekuritas, 6 disuspensi, 25 mencetak rugi, dan 28 tak bisa berkutik.
Terakhir, penguatan kinerja dari BEI itu sendiri. "Keempat pemangku kepentingan bursa mesti sehat, gabungan ini semua bagaimana menaikkan transaksi harian saham. Kita sama Thailand untuk pasar modal beda cuma 12 persen tapi transaksi harian saham 4 kali kita. Itu kita kejar. Dalam waktu 3-5 tahun mengalahkan transaksi harian Singapura dan Thailand," tandas dia. (Amd/Ahm)