Liputan6.com, Jakarta - Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menguat terbatas di sesi pertama perdagangan saham Rabu pekan ini. Rilis inflasi Juni 2015 yang di bawah harapan pelaku pasar memberikan sentimen positif ke IHSG.
Pada penutupan perdagangan saham sesi pertama, Rabu (1/7/2015), IHSG naik tipis 4,3 poin (0,09 persen) ke level 4.914,96. Indeks saham LQ45 mendaki 0,19 persen ke level 840,74. Sebagian besar indeks saham acuan menghijau kecuali indeks saham Pefindo25 melemah 0,60 persen ke level 418,20.
Baca Juga
Ada sebanyak 130 saham menghijau sehingga mengangkat IHSG. Sedangkan 119 saham melemah sehingga menahan penguatan IHSG. Sedangkan 76 saham lainnya diam di tempat.
Advertisement
Pada sesi pertama hari ini, IHSG sempat berada di level tertinggi 4.932,43 dan terendah 4.911,92. Total frekuensi perdagangan saham sekitar 102.650 kali dengan volume perdagangan saham 2,66 miliar saham. Nilai transaksi harian saham sekitar Rp 2,05 triliun.
Secara sektoral, sebagian besar sektor saham menguat dan melemah. Sektor saham perkebunan memimpin penguatan sektor saham dengan naik 1,58 persen, lalu disusul sektor saham industri dasar mendaki 0,50 persen, dan sektor saham barang konsumsi menguat 0,44 persen.
Sedangkan sektor saham tertekan antara lain sektor saham aneka industri susut 0,92 persen, sektor saham infrastruktur melemah 0,33 persen, dan sektor saham perdagangan melemah 0,29 persen.
Berdasarkan data RTI, investor asing melakukan aksi jual sekitar Rp 207 miliar. Sedangkan pemodal lokal melakukan aksi beli bersih sekitar Rp 200 miliar.
Saham-saham yang menguat dan sebagai penggerak indeks saham antara lain saham BIPI naik 6,25 persen ke level Rp 85, saham MPPA mendaki 5,93 persen ke level Rp 3.125 per saham, dan saham WIKA menguat 2,2 persen ke level Rp 2.560 per saham.
Sedangkan saham-saham berkapitalisasi besar tekan IHSG. Saham ASII turun 1,06 persen ke level Rp 7.000 per saham, saham KLBF melemah 1,19 persen ke level Rp 1.655 per saham, dan saham INDF tergelincir 0,76 persen ke level Rp 6.525 per saham.
Analis PT First Asia Capital, David Sutyanto mengatakan, penguatan IHSG ditopang dari rilis inflasi Juni yang di bawah harapan pelaku pasar. BPS menyatakan, inflasi Juni sekitar 0,54 persen MoM, 7,26 persen YoY, dan core inflasi mencapai 5,04 persen YoY. Realisasi ini dinilai lebih baik dari perkiraan konsensus sebelumnya 0,65 persen MoM, 7,4 persen YoY, dan core inflasi 5,07 persen YoY. Akan tetapi, inflasi Juni lebih tinggi dari Mei yang mencapai 0,5 MoM.
"Wajar inflasi Juni tinggi karena puasa. Saat ini pelaku pasar antisipasi rilis inflasi karena jelang penutupan sesi pertama belum banyak yang tahu. Pelaku pasar juga fokus terhadap rencana reshuffle kabinet. IHSG akan tidak banyak bergerak dengan kisaran 4.920-4.930," kata David saat dihubungi Liputan6.com. (Ahm/)