Liputan6.com, Jakarta - Harga saham PT Garuda Metalindo Tbk dibuka naik Rp 150 menjadi Rp 700 per saham pada saat pencatatan saham perdana/listing saham pada perdagangan saham Selasa (7/7/2015).
Pada perdagangan perdana, saham BOLT dibuka dengan harga Rp 700 per saham atau naik sebanyak Rp 150 per saham. Saham BOLT berada pada level tertinggi Rp 750 per saham dan terendah Rp 650 per saham. Saham perseroan ditransaksikan sebanyak 43 kali, dengan volume 3.800 lot. Adapun nilai transaksinya mencapai Rp 284 juta.
Direktur Utama BEI Tito Sulistio meminta dengan berubahnya status perseroan menjadi perusahaan terbuka diharapkan menjaga transparansi. Hal itu supaya sejalan dengan misi BEI untuk meningkatkan investor.
Advertisement
"Kita akan kerjasama dan sedang kerja keras mendongkrak jumlah investor dan transaksi harian saham," kata Tito di Jakarta, Selasa (7/7/2015).
Berdasarkan data RTI, pada pukul 09.16 WIB, saham BOLT ditransaksikan di level harga Rp 765 per saham atau naik Rp 215. Saham BOLT naik 39,09 persen dari harga penawaran saham perdana Rp 550. Saat ini saham BOLT ditransaksikan di level tertinggi Rp 825 per saham dan terendah Rp 650 per saham. Total frekuensi perdagangan saham sekitar 659 kali dengan nilai transaksi harian saham Rp 5 miliar.
Perseroan mencatatkan saham di papan pengembangan sebanyak 2,3 miliar saham. Dari situ, sebanyak 1,8 miliar merupakan saham pendiri dan sebanyak 468 juta merupakan saham pada penawaran perdana.
Dengan aksi korporasi ini, perseroan dapat meraup dana segar sebanyak Rp 257,8 miliar. Sementara, kapitalisasi pasar yang terbentuk mencapai Rp 1,28 triliun.
Dana hasil IPO, BOLT akan mengalokasi sebanyak 52 persen untuk bayar utang ke PT Bank Pertamata Tbk dan Key Sumber Ventures Ltd Hongkong. Kemudian, sebanyak 28 persen untuk belanja modal dan sisanya 20 persen untuk modal kerja.
Pemegang saham setelah pencatatan saham dan pelaksanaan employee stock allocation (ESA) menjadi, PT Garuda Multi Investama 57,60 persen, Herman Wijaya 12,80 persen, Hendra Widjaja 4,80 persen, Ervin Wijaya 4,80 persen, publik 19,90 persen, dan ESA 0,10 persen.
Sementara per 31 Desember 2014 aset perseroan mencapai Rp 905,9 miliar naik dari sebelumnya Rp 813,5 miliar. Kemudian total liabilitas mencapai Rp 361,6 miliar dan total ekuitas Rp 544,3 miliar. (Amd/Ahm)