Sukses

Pertama Melantai di Bursa, Saham Anabatic Melesat Rp 70

Anabatic Technologies mencatatkan laba Rp 60,38 miliar pada periode 2014, naik jika dibanding tahun sebelumnya yaitu Rp 38,16 miliar.

Liputan6.com, Jakarta - PT Anabatic Technologies Tbk (ATIC) mencatatakan saham perdana di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Rabu (8/7/2015). Perusahaan yang bergerak di bidang konsultan sistem IT ini menjadi emiten ke 10 yang tercatat di BEI pada 2015 ini.

ATIC melepas saham 375 juta lembar saham dengan nominal Rp 100. Saham tersebut di tawarkan pada harga Rp 700 per lembar saham. Pada debut perdananya, saham ATIC dibuka dengan harga Rp 770 per saham atau naik sebanyak Rp 70.

Saham perseroan sempat berada pada level terendah pada Rp 740 per saham dan tertinggi pada Rp 825 per saham. Saham ATIC ditransaksikan sebanyak 99 kali, dengan volume 14 ribu lot, dengan nilai transaksinya mencapai Rp 1,1 miliar.

Direktur Utama BEI, Tito Sulistio meyakini, perusahaan jenis ini akan memiliki prospek yang baik ke depannya. Maka dari itu, Tito bilang harus ada pasar tersendiri untuk perusahaan teknologi.

"Hari ini emiten ke 10 dicatatkan, kami kerja keras sekali, yang menarik perusahan teknologi kami ingin dicatatkan, dipasarkan yang berbeda," kata dia di Jakarta, Rabu (8/7/2015).

Tito juga mengatakan, untuk mendorong pasar modal Indonesia, ATIC juga mesti menjunjung keterbukaan. "Keterbukaan, good corporate governance saya ingatkan," tegas Tito.

Dari penawaran saham tersebut perseroan memperoleh dana sekitar Rp 262,50 miliar. Rencananya, dana tersebut akan digunakan untuk pengembangan produk, melunasi utang, dan modal kerja.

Lebih lanjut, dengan penawaran saham ini setidaknya tercatat sekitar 1,87 miliar saham. Dimana komposisinya, 375 saham dalam penawaran perdana dan sebanyak 1,5 miliar saham merupakan saham pendiri. Dari nilai tersebut kapitalisasi pasar yang terbentuk sekitar Rp 1,3 triliun.

Sebagai informasi, perseroan mencatatkan pendapatan Rp 2,57 triliun pada 31 Desember 2014, naik jika dibanding periode sebelumnya yang tercatat Rp 2,48 triliun. Kemudian laba yang dapat didistribusikan ke pemilik entitas induk naik menjadi Rp 60,38 miliar dari tahun sebelumnya Rp 38,16 miliar. (Amd/Gdn)