Sukses

Investor Asing Lepas Saham, IHSG Melemah 33 Poin

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) turun 33,28 poin ke level 4.838,28 pada perdagangan saham Kamis pekan ini.

Liputan6.com, Jakarta - Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) masih bergerak di zona merah pada perdagangan saham Kamis pekan ini. Sentimen negatif terutama pelemahan indeks saham Amerika Serikat dan regional juga turut menekan IHSG.

Pada penutupan perdagangan saham Kamis (9/7/2015), IHSG turun 33,28 poin (0,68 persen) ke level 4.838,28. Indeks saham LQ45 tergelincir 0,82 persen ke level 824,73. Seluruh indeks saham acuan kompak berada di zona merah pada Kamis pekan ini.

Ada sebanyak 177 saham melemah sehingga menyeret IHSG ke zona merah. Sedangkan 93 saham lainnya menghijau. Adapun 94 sahamnya diam di tempat.
IHSG melemah ini tampaknya membuat transaksi perdagangan saham tidak begitu ramai. Nilai transaksi harian saham hanya sekitar Rp 3,87 triliun. Total frekuensi perdagangan saham sekitar 200.335 kali dengan volume perdagangan saham 4,72 miliar saham. Nilai transaksi harian saham sekitar Rp 3,87 triliun.

Secara sektoral, sebagian besar sektor saham melemah kecuali sektor saham perkebunan naik 0,88 persen, sektor saham aneka industri mendaki 0,11 persen, dan sektor saham konstruksi menguat 0,03 persen. Sedangkan sektor saham yang menekan IHSG antara lain sektor saham tambang turun 1,64 persen, sektor saham infrastruktur melemah 1,34 persen, dan sektor saham perdagangan merosot 1,21 persen.

IHSG tertekan ini juga dipicu dari aksi jual pelaku pasar di pasar modal Indonesia. Berdasarkan data RTI, investor asing melakukan aksi jual sekitar Rp 400 miliar. Sedangkan pemodal lokal melakukan aksi beli bersih sekitar Rp 500 miliar.

Saham-saham yang menguat dan sebagai penggerak indeks saham antara lain saham SRIL naik 6,05 persen ke level Rp 438 per saham, saham BWPT mendaki 6,75 persen ke level Rp 411 per saham, dan saham BRMS menanjak 14,49 persen ke level Rp 79.

Sementara itu, saham-saham yang menekan IHSG antara lain saham PTBA turun 5,63 persen ke level Rp 7.125 per saham, saham LPPF tergelincir 5,11 persen ke level Rp 16.700 per saham, dan saham PGAS merosot 3,95 persen ke level Rp 4.010 per saham.

Analis PT Asjaya Indosurya Securities, William Suryawijaya menuturkan, pelaku pasar cenderung melakukan aksi jual dipicu sentimen negatif dari pelemahan indeks saham Dow Jones dan bursa regional.

William menilai, tekanan yang terjadi masih wajar. Lantaran kondisi ekonomi Indonesia masih relatif stabil meski cadangan devisa menurun. Selain itu saat ditanya mengenai transaksi harian saham sepi, William menilai, hal itu terjadi lantaran jelang liburan panjang jadi pelaku pasar cenderung melakukan aksi jual dan tak masuk ke bursa saham dulu. (Ahm/)