Liputan6.com, Jakarta - PT Binakarya Jaya Abadi Tbk (BIKA) perusahaan di bidang properti resmi menjadi emiten ke 11 yang tercatat di papan PT Bursa Efek Indonesia (BEI).
Perseroan melepas 150 juta saham pada penawaran perdana. Saham BIKA dilepas Rp 1.000 per saham dengan nominal Rp 100.
Dalam debut perdagangan saham BIKA dibuka Rp 1.440 atau naik Rp 440. Saham perseroan sempat berada pada level tertinggi Rp 1.500 dan terendah Rp 1.400.
Saham BIKA ditransaksikan sebanyak 32 kali dengan volume 2.900 lot. Adapun nilai transaksi yang pada perdagangan pertamanya mencapai Rp 450 juta.
Advertisement
Pada perdagangan saham pukul 09.23 WIB, saham BIKA ditransaksikan di level harga Rp 1.500 per saham. Saham BIKA telah naik 50 persen dari harga penawaran saham perdana. Total frekuensi perdagangan saham sektiar 122 kali dengan nilai transaksi Rp 1,7 miliar.
Direktur Penilaian Perusahaan BEI, Samsul Hidayat mengatakan selain untuk menggalang dana penawaran saham perdana memiliki manfaat karena akan lebih dikenal publik.
"Salah satu cara perusahaan untuk meggalang dari masyarakat. Banyak yang kami tanya, banyak manfaat. Karena IPO lebih profesional, transparan," kata dia Selasa (14/7/2015).
Kemudian, manfaat lain ialah menjadi stimulus perekonomian nasional. Lantaran, dengan tercatatnya saham Binakarya Jaya Abadi mempengaruhi kinerja Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG).
"Bagi perekonomian nasional mencatatkan BEI menjadi stimulus, karena IHSG indikator untuk mengkur perekonomian nasional," ujar Samsul.
Dengan penawaran perdana ini, perseroan meraup dana segar sebesar Rp 150 miliar. Dana tersebut akan digunakan untuk belanja modal 40 persen , refinancing utang sekitar 45,02 persen dan modal kerja 14,98 persen.
Selain penawaran perdana, perseroan juga mencatatkan saham pendiri sebanyak 442,2 juta saham. Sehingga total saham tercatat mencapai 592,2 juta saham. Adapun kapitalisasi pasar yang tercipta mencapai Rp 592 miliar.
Berdasarkan laporan keuangannya, total aset perseroan sampai 31 Desember 2015 mencapai Rp 1,73 triliun atau meningkat dari periode yang sama tahun sebelumnya Rp 1,32 triliun.
Komposisi pemegang saham setelah penawaran perdana yakni Budianto Halim 34,96 persen, Go Hengky Setiawan 37,03 persen, Leonardo Hans Halim 1,16 persen, Insinyur Putu Junikayasa 0,84 persen, Elizabeth Jane 0,42 persen, Buniarji Wibisono 0,25 persen, dan publik 25,33 persen. (Amd/Ahm)