Liputan6.com, Tokyo - Bursa saham Asia tertekan dengan indeks patokan regional jatuh pada hari kelima. Hal itu mengikuti bursa saham Amerika Serikat (AS) yang tertekan setelah bursa saham China menyeret indeks saham ke zona merah.
Indeks saham Jepang Topix melemah 1,2 persen pada pukul 09.15 waktu Tokyo. Lalu diikuti indeks saham Korea Selatan Kospi melemah 0,3 persen. Di pasar komoditas harga minyak melemah 0,6 persen.
Baca Juga
Tekanan bursa saham Asia yang berlanjut ini dipengaruhi indeks saham Shanghai turun tajam sekitar 8 persen dalam satu hari perdagangan saham. Pemerintah pun berupaya agar menopang saham tidak terus turun. Sentimen negatif lainnya dari spekulasi kalau bank sentral Amerika Serikat/The Federal Reserve akan mempertahankan suku bunga rendah lebih lama.
Advertisement
"Kembalinya volatilitas pasar saham di China akan menjadi pertimbangan bank sentral AS. Hal ini dapat memberitahukan kepada kita tentang ekonomi China. Ada banyak kelemahan global dan risiko eksternal yang signifikan," kata Matthew Sherwood, Kepala Investasi Perpetual Ltd, seperti dikutip dari laman Bloomberg, Selasa (28/7/2015).
Indeks dolar Amerika Serikat (AS) pun sedikit berubah ke level 1,204,44 setelah meluncur 0,4 persen pada sesi sebelumnya. Di pasar komoditas pada awal perdagangan Selasa pekan ini, harga minyak West texas Intermediate (WTI) turun 0,6 persen menjadi US$ 47,12 per barel.
Harga minyak Brent pun tertekan seiring meningkatkan ekspor Irak dan kenaikan pengeboran minyak di AS. Sedangkan harga emas tergelincir 0,1 persen menjadi US$ 1.093,35 per ounce. (Ahm/Gdn).