Sukses

Astra International Catatkan Laba Merosot 18%

PT Astra International Tbk membukukan laba bersih turun 18 persen menjadi Rp 8,05 triliun pada semester I 2015.

Liputan6.com, Jakarta - Harga komoditas melemah diikuti konsumsi domestik ditambah kompetisi di sektor mobil mempengaruhi kinerja PT Astra International Tbk (ASII) pada semester I 2015.

PT Astra International Tbk mencatatkan laba bersih turun 18 persen menjadi Rp 8,05 triliun pada semester I 2015 dari periode sama tahun sebelumnya Rp 9,82 triliun. Hal ini diikuti pendapatan bersih yang melemah 9 persen dari Rp 101,52 triliun pada semester I 2014 menjadi Rp 92,50 triliun pada semester I 2015. Melihat kinerja itu, laba bersih per saham turun 18 persen menjadi 199 pada semester I 2015 dari periode sama tahun sebelumnya 243.

Total liabilitas perseroan naik menjadi Rp 119,12 triliun pada 30 Juni 2015 dari periode 31 Desember 2014 sekitar Rp 115,84 triliun. Ekuitas perseroan naik menjadi Rp 123,63 triliun pada 30 Juni 2015 dari periode 31 Desember 2014 sebesar Rp 120,18 triliun.

Total aset naik menjadi Rp 242,75 triliun pada 30 Juni 2015 dari periode 31 Desember 2014 sekitar Rp 236,02 triliun. Perseroan mengantongi kas dan setara kas sebesar Rp 20 triliun pada 30 Juni 2015.

"Laba bersih PT Astra International Tbk menurun seiring berkurangnya konsumsi domestik, kompetisi di sektor mobil dan melemahnya harga komoditas di Indonesia pada semester I 2015. Di tengah pemulihan ekonomi yang belum pasti, bisnis kami siap menangkap peluang saat momentum pemulihan terjadi dan tetap solid didukung oleh neraca keuangan yang kuat," ujar Presiden Direktur PT Astra International Tbk, Prijono Sugiarto, seperti dikutip dari keterangan yang diterbitkan, Kamis (30/7/2015).

Kinerja laba bersih dari segmen otomotif turun sebesar 15 persen menjadi Rp 3,4 triliun. Secara keseluruhan, permintaah melemah disebabkan oleh lambatnya pertumbuhan ekonomi dan sedikitnya jumlah produk baru yang diluncurkan pada semester I 2015. Selain itu, persaingan diskon pada pasar mobil yang disebabkan oleh kelebihan kapasitas produksi berdampak negatif terhadap laba bersih segmen usaha ini. Bisnis komponen otomotif rendah juga memberikan kontribusi rendah lantaran depresiasi nilai tukar rupiah.

"Penjualan mobil secara nasional menurun sebesar 18 persen menjadi 525 ribu unit. Penjualan mobil Astra turun sebesar 21 persen menjadi 263 ribu unit. sehingga mengakibatkan penurunan pangsa pasar dari 52 persen menjadi 50 persen selama semester I 2015.

Tak hanya itu, laba bersih segmen jasa keuangan merosot 16 persen menjadi Rp 2,1 triliun. Kontribusi penurunan signifikan berasal laba bersih melemah 68 persen menjadi Rp 354 miliar. Hal itu lantaran harga rata-rata crude palm oil (CPO) menurun sebesar 12 persen jika dibandingkan dengan periode sama tahun lalu menjadi Rp 7.642 per kilo gram/Kg.

Sementara penjualan CPO merosot 18 persen menjadi 551 ribu ton. Sedangkan penjualan olein naik 109 persen menjadi 194 ribu ton.
Selain itu, laba bersih segmen infrastruktur, logistik dan lainnya merosot 60 persen menjadi Rp 68 miliar. Sebagian besar disebabkan oleh kerugian awal yang timbul dari dimulainya pengoperasian seksi pertama ruas tol Kertosono-Mojokerto.

Pada penutupan perdagangan saham Kamis (30/7/2015), saham PT Astra International Tbk naik 2,33 persen ke level Rp 6.575 per saham. Total frekuensi perdagangan saham 1.871 kali dengan nilai transaksi harian Rp 64,2 miliar. (Ahm/)

Video Terkini