Liputan6.com, Tokyo - Bursa saham Asia melemah setelah harga minyak mentah Brent turun di bawah US$ 50 per brel untuk pertama kali sejak Januari. Hal itu membuat produsen komoditas tertekan.
Indeks saham MSCI Asia Pacific melemah 0,3 persen menjadi 140,70 pada pukul 09.05 waktu Tokyo. Indeks saham Australia merosot 0,2 persen menjelang keputusan suku bunga oleh bank sentral.
Baca Juga
Penurunan indeks saham juga diikuti indeks saham Jepang Topix merosot 0,3 persen. Indeks saham Selandia Baru susut 1,1 persen. Sedangkan indeks saham Korea Selatan Kospi naik 0,2 persen.
Advertisement
Ada sejumlah sentimen yang mempengaruhi laju bursa saham Asia. Spekulasi Iran dapat meningkatkan produksi minyak setelah sanksi dicabut. Hal itu mengakibatkan pasokan minyak bertambah di pasar. Sementara itu, pelaku pasar khawatir terhadap pertumbuhan ekonomi China melambat sehingga berdampak terhadap harga komoditas. Pelaku pasar juga mengantisipasi rencana kenaikan suku bunga oleh bank sentral Amerika Serikat/The Federal Reserve sejak 2006.
"Kekhawatiran pertumbuhan ekonomi China mendorong harga komoditas dan saham menjadi lebih rendah. Selain itu, China dan Yunani tetap bermasalah. Bank sentral Amerika Serikat juga akan tetap menaikkan suku bunga menjadi kekhawatiran investor," ujar Matthew Sherwood, Analis Perpetual Ltd seperti dikutip dari laman Bloomberg, Selasa (4/8/2015).
Indeks saham berjangka China pun tertekan setelah regulator bursa mengenakan pembatasan short selling pada awal pekan ini. Hal ini dilakukan untuk menekan volatilitas bursa saham. (Ahm/Gdn)