Liputan6.com, Tokyo - Saham-saham di kawasan Asia Pasifik (Bursa Asia) menguat mengikuti Wall Street karena adanya optimisme akan pertumbuhan ekonomi AS yang terus menguat. Pelaku pasar bertaruh mengenai rencana kenaikan suku bunga Bank Sentral AS atau The Fed.
Mengutip Bloomberg, Kamis (6/8/2015), Indeks MSCI Asia Pasifik naik 0,5 persen pada pukul 10.06 waktu Tokyo, Jepang. Indeks Topix Jepang juga menguat 1,2 persen karena yen melemah terhadap Dolar AS.
Indeks NZX 50 Selandia Baru naik 0,3 persen. Indeks Kospi Korea Selatan juga menguat 0,4 persen. Sedangkan Indeks S&P/ASX 200 Australia turun 0,6 persen.
Penguatan di Bursa Asia tersebut mengikuti penguatan di bursa Amerika Serikat. Para pelaku pasar bertaruh bahwa The Fed akan segera menaikkan suku bunga pada September depan karena tanda-tanda perbaikan ekonomi semakin memperlihatkan perbaikan.
"Para pelaku pasar telah membuat konsensus bahwa The Fed akan menaikkan suku bunga pada September nanti," jelas Kepala Analis IG Ltd, Â Chris Weston. Ia melanjutkan, saat ini pelaku pasar akan melihat data pengangguran yang akan dipublikasikan pada Jumat besok.
Namun kemungkinan besar investor akan mengabaikan data tersebut dan tetap pada konsensus awal bahwan kenaikan suku bunga akan dilakukan pada tahun ini juga.
Sebelumnya, salah satu Dewan Gubernur Bank Sentral AS Dennis Lockhart mengungkapkan bahwa jika memang The Fed akan menurunkan suku bunga maka harus ada penurunan yang signifikan di data-data ekonomi.
Menurutnya, dengan data ekonomi yang ada saat ini seharusnya The Fed menjalankan program sesuai dengan rencana awal atau dengan kata lain The Fed memang harus menaikkan suku bunga pada September 2015.
"Saat ini, sentimen dari regional terus akan memberikan tekanan kepada Bursa Asia," jelas Analis SMBC Nikko Securities Inc, Tokyo, Jepang Hiroichi Nishi. (Gdn/Ndw)
Â