Liputan6.com, New York - Bursa saham Amerika Serikat (AS) ditutup melemah pada perdagangan Jumat (Sabtu pagi WIB) merespons data pertumbuhan pekerjaan yang solid pada Juli 2015, yang membuka peluang bagi Bank Sentral AS atau Federal Reserve (The Fed) untuk menaikkan suku bunga acuan pada September 2015.
Dilansir dari Reuters, Sabtu (8/8/2015), para pelaku pasar di Wall Street selalu menjadikan tanda-tanda terbaru soal perbaikan ekonomi sebagai alasan untuk menjual saham di pasar demi mengantisipasi kenaikan suku bunga The Fed yang merupakan pertama kali dalam hampir 10 tahun terakhir.
Baca Juga
Data nonfarm payrolls AS tercatatnmeningkat 215 ribu pada bulan lalu, lebih rendah dari perkiraan ekonomo sebesar 223 ribu, namun tingkat pengangguran bertahan di level terendah tujuh tahun yaitu sekitar 5,3 persen.
Advertisement
Indeks Dow Jones Industrial Average tercatat turun 0,27 persen menjadi 17.373,38. Indeks S&P 500 kehilangan 0,29 persen menjadi 2.077,57 dan Nasdaq Composite turun 0,26 persen lebih rendah menjadi 5.043,54.
Sepanjang pekan ini, indeks Dow Jones kehilangan 1,8 persen, Nasdaq merosot 1,7 persen dan S&P turun tipis 1,2 persen.
Pada hari Jumat, tujuh dari 10 sektor S&P berakhir lebih rendah, dengan sektor energi memimpin penurunan dengan jatuh 1,86 persen akibat anjloknya harga minyak. Saham Exxon Mobil turun 1,61 persen, penurunan terbesar paling di S&P 500.
Dari laporan kinerja keuangan kuartalan, keuntungan saham emiten yang tercatat di S&P 500 diperkirakan telah meningkat 1,6 persen, sedangkan pendapatan diproyeksikan telah jatuh 3,4 persen, menurut data Thomson Reuters.
Saham Cablevision Systems turun 2,68 persen meski perusahaan berhasil membendung kerugian. Saham Nvidia melonjak 12,37 persen sehari setelah pembuat chip tersebut melaporkan kenaikan pendapatan kuartalan. (Ndw/Igw)
Â