Liputan6.com, Jakarta - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diperkirakan tak cukup optimis menembus level 5.000 sampai akhir tahun. Rencana kebijakan The Fed menaikan suku bunga acuan menjadi kekhawatiran pelaku pasar.
Analis PT Waterfront Securities Oktavianus Marbun memprediksi IHSG hanya akan bertahan pada level 4.536 pada akhir tahun.
"Yang krusial itu di September dan Oktober, ada keputusan The Fed sama IMF," kata dia saat berbincang dengan Liputan6.com, Jakarta, Rabu (11/8/2015).
Advertisement
Belum lagi, kurang baiknya perekonomian China juga menjadi penahan penguatan IHSG. Oktavianus berpendapat, untuk menaikkan ekspor pemerintah China pun terpaksa harus mendepresiasi nilai tukarnya.
"Panic selling dulu menyelematkan duit mereka mungkin. Itu habis berita China devaluasi mata uangnya kan soalnya ekspor China turun terus," katanya.
Saat ini, Oktavianus hanya berharap kepada pemerintah untuk menggenjot belanja modal. Dengan begitu, perekonomian Indonesia semakin membaik dan memperbaiki kinerja IHSG.
"Nanti lihat serapan APBN-nya dulu berapa dan kemana saja," tambahnya.
Oktavinus menyarankan, sementara ini pelaku pasar menahan akumulasi saham, dan menunggu hingga pasar benar-benar membaik. "Saya lebih cenderung wait and see saja. Terus trading-nya itu buy saat sedang oversold atau rebound on technical," pungkas dia. (Amd/Ndw)