Liputan6.com, Jakarta - Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bergerak negatif mengikuti pergerakan bursa saham regional dan global pada awal sesi perdagangan saham Rabu, 12 Agustus 2015 ini.
Pada pembukaan perdagangan saham, IHSG turun tajam 86,62 poin (1,93 persen) ke level 4.533,55. Indeks saham LQ45 melemah 2,88 persen ke level 758,94. Seluruh indeks saham acuan berada di zona merah di awal sesi.
Baca Juga
Ada sebanyak 9 saham menguat sehingga tak mampu mengangkat IHSG. Sedangkan 117 saham melemah sehingga menekan IHSG dan 35 saham lainnya diam di tempat. Pada awal sesi, IHSG sempat berada di level tertinggi 4.572,04 dan terendah 4.518,53.
Advertisement
Total frekuensi perdagangan saham sekitar 7.924 kali dengan volume perdagangan 166,18 juta saham. Nilai transaksi harian saham sekitar Rp 234,61 miliar. Secara sektoral, sepuluh sektor saham kompak di zona merah. Sektor saham tambang turun 1,95 persen, sektor saham aneka industri melemah 2,80 persen dan sektor saham konstruksi melemah 2,48 persen.
Berdasarkan data RTI, investor asing masih melanjutkan aksi jualnya. Tercatat investor asing melakukan aksi jual bersih sekitar Rp 67 miliar. Pemodal lokal melakukan aksi beli bersih sekitar Rp 67 miliar.
Saham-saham yang mencatatkan keuntungan dan sebagai penggerak indeks saham antara lain saham ZBRA naik 5,10 persen ke level Rp 165 per saham, saham BBRM mendaki 2,30 persen ke level Rp 89 per saham, dan saham SILO mendaki 2,26 persen ke level Rp 15.850 per saham.
Saham-saham yang menekan indeks saham antara lain saham PWON turun 7,77 persen menjadi Rp 354 per saham, saham BISI tergelincir 7,83 persen ke level Rp 1.065, dan saham MLPL melemah 7,43 persen menjadi Rp 324 per saham.
Sementara itu, Bursa Asia juga dibuka melemah, dengan indeks patokan regional berada di level terendah dalam satu bulan terakhir. Pendorong pelemahan Bursa Asia adalah devaluasi mata uang China, Yuan yang membuat indeks saham Asia bearish.
Indeks MSCI Asia Pasifik yang merupakan indeks apatokan Bursa Asia turun 0,2 persen menjadi 139,75 pada pukul 09.02 waktu Tokyo, Jepang, merupakan penutupan terendah sejak 8 Juli 2015.
Indeks Topix Jepang, turun 0,2 persen. Indeks Kospi Korea Selatan kehilangan kekuatan 0,2 persen. Indeks S&P/ASX 200 Australia melemah 0,3 persen. Indeks NZX 50 Selandia Baru turun 0,6 persen.
Analis PT Universal Broker, Satrio Utomo menjelaskan, bergerakan IHSG pada hari ini akan dibayangi sentimen pergantian kabinet.
Menurut Satrio, perekonomian Indonesia membutuhkan sosok muda yang mampu mendongkrak kebijakan sehingga bisa mendorong pertumbuhan ekonomi nasional.
"Dalam kondisi lokal dan global yang sedang rentan begini, ibarat Chelsea, kita butuh Ronaldo atau Messi, pemain yang sudah terkenal dan masih ahli dalam mencetak gol kualitas dunia," tuturnya.
Oleh karena itu, pilihan yang dijatuhkan oleh Presiden Joko Widodo untuk susunan kabinet baru akan sangat berpengaruh kepada pergerakan IHSG. (Gdn/Nrm)