Liputan6.com, Sydney - Saham-saham di kawasan Asia Afrika (Bursa Asia) melemah pada hari keempat karena aksi jual. Pendorong penurunan Bursa Asia adalah keprihatinan akan perlambatan ekonomi China dan investor menunggu petunjuk dari dari Bank Sentral Amerika Serikat (AS) atau The Fed akan kenaikan suku bunga AS.
Mengutip Bloomberg, Rabu (19/8/2015), Indeks MSCI Asia Pasifik turun 0,1 persen menjadi 136,83 pada pukul 09.01 waktu Tokyo, Jepang. Indeks MSCI Asia Pasifik terus berada di level terendah dalam 7 bulan terakhir.
Indeks Topix Jepang turun 0,4 persen. Indeks Kospi Korea Sekatan naik 0,1 persen. Indeks S&P/ASX 200 Australia naik 0,1 persen dan Indeks NZX 50 Selandia Baru naik 0,2 persen. Pasar China dan Hong Hong belum dibuka.
Harga minyak mentah kembali berada di level terendah dan harga tembaga juga ikut terseret karena adanya sentimen dari perlambatan ekonomi China.
Selain itu, risalah pertemuan The Fed yang bakal keluar pada hari ini akan membawa ekspektasi pelaku pasar pada kenaikan suku bunga The Fed yang kemungkinan bakal dilakukan pada September 2015 ini akan surut.
Semula, berdasarkan survei yang dilakukan oleh Bloomberg, separuh atau 50 persen dari analis memperkirakan The Fed akan menaikkan suku bunga pada September 2015. Namun ekpektasi tersebut turun dalam survei lanjutan menjadi hanya 48 persen saja.
"Ada aliran dana keluar dari pasar saham karena adanya kekhawatiran akan perlambatan ekonomi China," tutur analis Nikko Asset Management LZ Ltd, Auckland, Australia, James Lindsay.
Ia melanjutkan, konsensus dari analis dan ekonom mengenai kenaikan suku bunga juga menjadi penyebab turunnya Bursa Asia. Gdn/Ndw)
Bursa Asia Terjatuh Tersengat Sentimen China dan AS
Indeks MSCI Asia Pasifik turun 0,1 persen menjadi 136,83 pada pukul 09.01 waktu Tokyo, Jepang.
Advertisement