Sukses

Sentimen Regional Masih Warnai IHSG Sepekan

Sentimen devaluasi Yuan dan ketidakpastian kenaikan suku bunga Amerika Serikat masih warnai laju IHSG sepekan.

Liputan6.com, Jakarta - Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diprediksi masih melemah pada perdagangan saham sepekan dengan sentimen regional menjadi penekan indeks saham.

Analis PT Investa Saran Mandiri, Hans Kwee mengatakan sentimen tersebut berasal dari ekonomi China melambat serta pelemahan mata uang negara tirai bambu atau devaluasi Yuan.

"IHSG kemungkinan masih melemah. Kemarin faktornya laporan China, masih perlambatan ekonomi dan fluktuasi Yuan," kata dia kepada Liputan6.com, Jakarta, Senin (24/8/2015).

Faktor lain, ialah belum ada kepastian kenaikan suku bunga acuan bank sentral Amerika Serikat (AS)/The Fed. Hal itu membuat bursa AS dan Eropa turut tertekan pada akhir pekan lalu.

"Hari Jumat kemarin Dow Jones dan Eropa juga melemah banyak," tutur Hans.

Tak hanya itu, dia menuturkan sentimen datang dari Yunani terkait dengan pengunduran diri Perdana Menteri Yunani Alexis Tsipras.

"Yunani Perdana Menteri mengundurkan diri, akan mempersiapkan diri untuk pemilu memberikan ketidakpastian untuk zona Euro," kata Hans.

Dari dalam negeri sendiri, IHSG tertekan sentimen neraca perdagangan. Meskipun surplus tapi terjadi koreksi yang mendalam untuk ekspor dan impor.

"Berita bagusnya Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mengeluarkan aturan buyback saham. Kita menunggu seberapa efektif menahan bursa global," tambah Hans.

Hans memprediksi IHSG bergerak pada level support 4.300-4.200. Sementara untuk resistance pada level 4.400-4.435 pada pekan ini.
Dengan kondisi demikian, dia bilang sebaiknya pelaku pasar menahan diri untuk akumulasi saham. Sebaiknya, tutur dia pemodal menunggu keadaan benar-benar stabil.

Kepala Riset PT NH Korindo Securities Indonesia, Reza Priyambada mengatakan IHSG akan bergerak melemah pekan depan. Ia menilai, IHSG masih dalam tren melemah.

"Sama seperti pekan kemarin dimana laju IHSG masih membentuk tren pelemahannya," kata dia dalam risetnya.

Pada pekan ini, Reza memperkirakan IHSG berada pada support 4.285-4.300. Kemudian resistance pada 4.450-4.485. " Laju IHSG pun kembali pada periode 2014. Jika sentimen yang ada cenderung negatif maka waspadai pelemahan lanjutan," tutur dia.

Reza merekomendasikan PT Hanson International Tbk (MYRX), PT Selamat Sempurna Tbk (SMSM), PT Indoritel Makmur Internasional Tbk (DNET), PT AKR Corporindo Tbk (AKRA), PT Lippo Karawaci Tbk (LPKR), PT Sawit Sumbermas Sarana Tbk (SSMS), PT Tower Bersama Infrastructure Tbk (TBIG) untuk dicermati pelaku pasar.

Pada perdagangan saham Jumat, 21 Agustus 2015 IHSG turun sebanyak 105,95 poin atau 2,39 persen ke level 4.335,95. Investor asing masing mencatatkan aksi jual sebesar Rp 700 miliar. (Amd/Ahm)