Liputan6.com, Jakarta - Setelah terus terpuruk selama beberapa hari, akhirnya Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mampu bergerak di zona hijau pada penutupan perdagangan Selasa (25/8/2015). Aksi beli kembali saham (buyback) menjadi pendorong penguatan IHSG.
Pada penutupan perdagangan saham, IHSG menguat 64,77 poin (1,56 persen) ke level 4.228,50. Indeks saham LQ45 juga naik 2,32 persen ke level 708,26. Sebagian besar indeks saham acuan kompak menguat kecuali Pefindo25 yang melemah 2,09 persen ke level 349,90.
Ada sebanyak 158 saham menguat sehingga mampu mendorong IHSG ke zona hijau. Namun ada 148 saham lainnya melemah sehingga menahan laju IHSG ke level yang lebih tinggi. Sedangkan 64 saham diam di tempat.
Transaksi perdagangan saham pada hari ini cukup ramai. Total frekuensi perdagangan saham sekitar 319.834 kali dengan volume perdagangan 7,68 miliar saham. Nilai transaksi harian saham Rp 6,59 triliun.
Secara sektoral, dari 10 sektor pembentuk indeks, 6 saham berada di zona hijau sedangkan sisanya 4 sektor melemah. Sektor yang menguat adalah pertambangan, industri dasar, barang konsumsi, infrastruktur, keuangan dan manufaktur.
Sedangkan sektor saham yang melemah adalah perkebunan, aneka industri, konstruksi dan perdagangan.
Sektor saham yang menguat tinggi adalah barang konsumsi yang menguat sebesar 3,64 persen dan sektor saham yang melemah paling tinggi adalah sektor aneka industri yang turun 1,25 persen.
Berdasarkan data RTI, investor asing masih mencatatkan aksi jual. Tercatat aksi jual investor asing sekitar Rp 700 miliar. Sedangkan pemodal lokal melakukan aksi beli bersih sekitar Rp 700 miliar. Pada pukul 16.00 WIB, nilai tukar rupiah berada di kisaran 14.061 per dolar AS atau melemah 0,33 persen.
Beberapa saham terkena mekanisme autoreject karena mengalami penurunan 10 persen. Beberapa saham tersebut adalah SDRA, GMRD,MDRN, DGIK dan SDMU.
Analis PT Investa Saran Mandiri Kiswoyo Adi Joe menjelaskan, IHSG kembali menguat karena penurunan yang terjadi beberapa hari sebelumnya sudah cukup dalam.
Dia melanjutkan, kenaikan IHSGÂ juga disebabkan karena adanya aksi pembelian kembali saham (buyback). Hal itu tersebut memperbaiki kinerja IHSG. "Buyback memang tidak bisa menaikkan tajam tapi setidaknya bisa menahan, ujar Kiswoyo. (Gdn/Ahm)
Aksi Buyback Mampu Angkat IHSG ke 4.228,50
Investor asing masih mencatatkan aksi jual. Tercatat aksi jual investor asing sekitar Rp 700 miliar.
Advertisement