Liputan6.com, New York - Bursa saham Amerika (Wall Street) bergerak sangat dramatis pada perdagangan Selasa (25/8/2015). Setelah naik tinggi, Wall Street akhirnya tumbang di menit-menit terakhir perdagangan karena masih tingginya sentimen negatif dari China.
Dalam sesi perdagangan, indeks acuan utama Wall Street berubah menjadi negatif di menit akhir perdagangan setelah sebelumnya sempat naik hampir 3 persen.
Mengutip Reuters, Dows Jones Industrial Averange (DJIA) ditutup turun 1, 29 persen menjadi 15.666,44, Indeks Standard and Poor (S&P) 500 juga melemah 1,35 persen menjadi 1.867,61 dan Indeks Nasdaq turun 0,44 persen ke level 4.506,49.
Sebagian besar pelaku pasar masih cukup khawatir dengan perlambatan ekonomi di China yang bisa menjadi beban bagi pertumbuhan ekonomi dunia.
Selama ini China memang menjadi salah satu pendorong roda perekonomian dunia. Artinya jika China mengalami pelemahan maka global pun juga akan terdampak.
Sebenarnya, langkah penurunan pertumbuhan ekonomi tersebut sudah diantisipasi oleh otoritas China. Mereka telah menurunkan suku bunga acuan sebanyak dua kali dalam dua bulan terakhir. Namun kekhawatiran dari pelaku pasar lebih besar sehingga meskipun indeks sempat menguat namun akhirnya kalah juga.
Penurunan Wall Street tersebut terimbas karena bursa saham di China juga melorot cukup dalam. Pada perdagangan kemarin, Indeks China turun 8 persen, setelah sehari sebelumnya juga telah mengalami penurunan 8,5 persen.
"Sebagian besar investor masih gugup untuk menjalankan transaksi mereka. Banyak yang menduga masih akan ada kejutan di hari-hari selanjutnya," jelas Manajer Investasi Kingsview Asset Management, Chicago, AS, Paul Nolte.
Baca Juga
Penurunan bursa saham AS pada Selasa melanjutkan penurunan yang terjadi sehari sebelumnya. Jika dihitung, Indeks Dow Jones telah mengalami penurunan 1.000 poin dan S&P 500 mencatatkan transaksi harian terburuk sejak 2011 lalu. (Gdn/Ndw)
Advertisement