Liputan6.com, Jakarta - Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) masih mampu melanjutkan kenaikan pada perdagangan saham Jumat pekan ini. Akan tetapi, pergerakan IHSG sempat menuju zona merah hingga akhirnya tetap bertahan di zona hijau.
Pada penutupan perdagangan saham, Jumat (28/8/2015), IHSG naik 15,56 poin (0,35 persen) ke level 4.446,20. Indeks saham LQ45 menguat 0,30 persen ke level 757,06. Sebagian besar indeks saham acuan menghijau kecuali indeks saham DBX turun 0,25 persen.
Baca Juga
Ada sebanyak 173 saham menghijau sehingga IHSG tetap bertahan di zona hijau. Sedangkan 111 saham melemah sehingga menahan penguatan IHSG. Akan tetapi, 74 saham diam di tempat.
Advertisement
Total frekuensi perdagangan mencapai 276.742 kali dengan volume perdagangan 6,67 miliar saham. Nilai transaksi harian saham sekitar Rp 5,98 triliun.
Secara sektoral, sebagian besar sektor saham menghijau kecuali sektor saham aneka industri turun 0,63 persen, sektor saham barang konsumsi melemah 1,28 persen, sektor saham konstruksi susut 0,31 persen, dan sektor saham manufaktur melemah 0,28 persen.
Sementara itu, sektor saham industri dasar naik 2,95 persen, sektor saham perkebunan menguat 2,22 persen, dan sektor saham pertambangan naik 1,57 persen.
Berdasarkan data RTI, investor lokal melakukan aksi beli bersih sekitar Rp 100 miliar. Sedangkan pemodal asing masih melakukan aksi jual bersih sekitar Rp 200 miliar.
Saham-saham yang mencatatkan keuntungan dan sebagai penggerak indeks saham antara lain saham SMGR naik 4,47 persen ke level Rp 9.350 per saham, saham ADRO mendaki 5,08 persen ke level Rp 620 per saham, dan saham INCO menguat 6,01 persen ke level Rp 1.500 per saham.
Kini saham-saham Badan Usaha Milik Negara (BUMN) cenderung tertektan. Saham PGAS turun 5 persen ke level Rp 2.755 per saham saham PTPP melemah 2,88 persen ke level Rp 3.200 per saham, saham JSMR tergelincir 5,61 persen ke level Rp 5.050 per saham, dan saham ANTM merosot 6,48 persen ke level Rp 491 per saham.
Kepala Riset PT Universal Broker Securities, Satrio Utomo menuturkan kondisi regional cenderung tertekan membuat penguatan IHSG jadi terbatas. Pelaku pasar juga cenderung melakukan aksi jual setelah IHSG menguat dalam dua hari ini.
Satrio juga menilai, pelaku pasar apatis terhadap kebijakan pemerintah untuk memperbaiki kondisi ekonomi. Hal itu membuat penguatan IHSG cenderung terbatas. Ditambah sentimen bank sentral Amerika Serikat akan menaikkan suku bunga mulai menipis lantaran kebijakan China melemahkan mata uang Yuan.
Bursa saham Asia cenderung variatif pada perdagangan saham jelang akhir pekan. Indeks saham Jepang Nikkei naik 3,03 persen ke level 19.136, indeks saham Hong Kong Hang Seng melemah 1,04 persen ke level 21.612,39. Sedangkan indeks saham Singapura mendaki 0,31 persen ke level 2.954. Â (Ahm/Ndw)