Liputan6.com, Jakarta - Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berlawanan dengan bursa saham Asia dan global positif pada perdagangan saham Jumat pekan ini. Investor masih terus melakukan aksi jualnya.
Pada pra pembukaan perdagangan saham Jumat, (4/9/2015), IHSG melemah 10,64 poin (0,24 persen) menjadi 4.422,46. Pelemahan jadi terbatas pada pembukaan pukul 09.00 WIB. IHSG tergelincir 8,6 poin (0,19 persen) ke level 4.424,50. Indeks saham LQ45 melemah 0,42 persen ke level 750,02.
Baca Juga
Ada sebanyak 48 saham melemah sehingga menyeret IHSG ke zona merah. Sementara itu, 40 saham menghijau. 49 saham lainnya diam di tempat.
Secara sektoral, sebagian besar sektor saham melemah kecuali sektor saham perkebunan naik 0,42 persen, sektor saham tambang dan infrastruktur masing-masing naik 0,9 persen. Sementara itu, sektor saham aneka industri melemah 0,98 persen, sektor saham keuangan turun 0,52 persen, dan sektor saham konstruksi susut 0,30 persen.
Advertisement
Berdasarkan data RTI, investor asing masih melakukan aksi jual. Tercatat aksi jual investor asing mencapai Rp 12 miliar. Sedangkan pemodal lokal melakukan aksi beli bersih sekitar Rp 12 miliar.
Saham-saham yang mencatatkan kenaikan dan sebagai penggerak indeks saham antara lain saham DSFI naik 3,07 persen, saham PBRX menguat 1,83 persen, dan saham UNTR mendaki 1,63 persen ke level Rp 20.250 per saham.
Sedangkan saham-saham tertekan antara lain saham WTON melemah 2,58 persen ke level Rp 945 per saham, saham WIKA melemah 2,42 persen ke level Rp 2.820 per saham, dan saham ADHI turun 2,29 persen ke level Rp 2.130 per saham.
Analis PT First Asia Capital David Sutyanto menuturkan sentimen positif dari pasar global dan kawasan seiring komitmen bank sentral Eropa untuk melanjutkan program stimulusnya dengan membuka penambahan quantative easing (QE) akan menjadi katalis pergerakan OHG. Meski demikian masih ada tren kekhawatiran berlanjutnya depresiasi rupiah atas dolar Amerika Serikat (AS).
"IHSG akan bergerak bervariasi dengan support di 4.410 dan resistance 4.480 dengan peluang naik terbatas," ujar David dalam ulasannya. (Ahm/Igw)