Sukses

Paket Kebijakan September Tak Mampu Dorong IHSG ke Zona Positif

Ada sebanyak 109 saham melemah sehingga mendorong IHSG ke zona merah.

Liputan6.com, Jakarta - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bergerak melemah pada awal sesi perdagangan saham Kamis pekan ini. Beberapa sentimen negatif dari luar menjadi penekan pergerakan IHSG.

Pada pra pembukaan perdagangan saham, Kamis (10/9/2015), IHSG melemah 34,62 poin (0,80 persen) ke level 4.312,65. Indeks saham LQ45 juga turun 1,21 persen ke level 723,37. Seluruh indeks saham acuan kompak melemah kecuali indeks saham DBX yang stagnan.

Pada pembukaan perdagangan saham pukul 09.01 WIB, IHSG masih tetap melemah 53,26 poin (1,19 persen) ke level 4.295,01. Indeks saham LQ45 tetap turun 1,72 persen ke level 719,81.

Ada sebanyak 109 saham melemah sehingga mendorong IHSG ke zona merah. Sementara itu, 23 saham menghijau dan 44 saham lainnya diam di tempat.

Total frekuensi perdagangan saham sekitar 8.343 kali dengan volume perdagangan saham 251,59 juta saham. Nilai transaksi harian saham sekitar Rp 318 miliar. Pada pagi ini, IHSG sempat berada di level tertinggi 4.312,65 dan terendah 4.290,68.

Investor asing pun masih terus melakukan aksi jualnya. Berdasarkan data RTI, investor asing melakukan aksi beli sekitar Rp 100 miliar.

Saham-saham yang menguat pada hari ini antara lain saham RBMS naik 27,42 persen ke level Rp 79, saham MLIA mendaki 10,92 persen ke level Rp 660 per saham, dan saham BMAS menguat 10,43 persen ke level Rp 360 per saham.

Sedangkan saham-saham tertekan antara lain saham TOBA melemah 10 persen ke level Rp 720 per saham dan saham SMMT melemah 9,96 persen ke level Rp 1.130 per saham.

Analis PT BNI Securities, Thendra Crisnanda menjelaskan, mayoritas indeks global ditutup bervariasi dalam perdagangan kemarin malam. Dow ditutup melemah ke level 16.253, sedangkan indeks Zona Euro ditutup menguat rata–rata di atas 1 persen.

Sementara itu harga minyak dunia melemah ke level US$ 44,17 per barrel dan harga emas dunia juga ikut mengalami penurunan ke level US$ 1.105 per ounce.

Pelemahan indeks di Amerika Serikat dimotori oleh pelemahan saham Apple yang turun sebesar 1,9 persen ke level US$ 110,15 serta saham sektor energi. Selain itu investor juga masih mencermati perkembangan kebijakan yang akan diambil The Fed terkait dengan tingkat suku bunga pada tanggal 18 September 2015.

"Tingkat suku bunga The Fed diestimasikan meningkat dari 0 persen menjadi 0,25 persen atau 0,5 persen," tuturnya.

Dari pasar domestik, IHSG masih bergerak dalam pola konsolidasi dengan ditutup menguat tipis ke level 4.347. Paket kebijakan pemerintah belum bisa mendorong IHSG.

Paket kebijakan berfokus pada beberapa hal utama seperti pemberian Kredit Usaha Rakyat (KUR), peningkatan campuran biodiesel, pemotongan pajak galangan kapal, pemberian izin kepemilikan property oleh investor asing, pemotongan tarif gas buat industri dan lainnya.

"Kami memproyeksikan IHSG berpotensi mengalami peningkatan terbatas dengan rantang 4.303 hingga 4.410. Saham pilihan kami adalah BMRI, ASII, TLKM, MIKA, CTRA, WSKT, SRIL dan BWPT," tutupnya. (Gdn/Ahm)