Liputan6.com, Jakarta - Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dapat menutup perdagangan saham di zona hijau menyambut akhir pekan ini. Respons pelaku pasar terhadap keputusan bank sentral Amerika Serikat (AS) yang mempertahankan suku bunga mempengaruhi laju IHSG.
Pada perdagangan saham Jumat (18/9/2015), IHSG naik tipis 1,9 poin (0,04 persen) ke level 4.380,32. Indeks saham LQ45 melemah tipis 0,08 persen ke level 740,37. Sebagian besar indeks saham melemah pada hari ini kecuali indeks saham JII naik 0,07 persen, indeks saham DBX mendaki 0,80 persen, dan indeks saham Pefindo25 menguat 0,32 persen.
Sedangkan indeks saham LQ45 tergelincir 0,08 persen.Pada hari ini, IHSG sempat sentuh di level tertinggi 4.414,45 dan terendah 4.359. IHSG sempat bergerak menghijau di awal sesi perdagangan, namun IHSG sempat tergelincir ke zona merah jelang penutupan perdagangan saham.
Advertisement
Ada sebanyak 143 saham menghijau sehingga mengangkat IHSG. Akan tetapi, 132 saham melemah sehingga menahan pelemahan IHSG. Sementara itu, 74 saham lainnya diam di tempat.Secara sektoral, sebagian besar sektor saham menghijau dan melemah.
Sektor saham aneka industri turun 1,64 persen, disusul sektor saham perkebunan tergelincir 0,93 persen, dan sektor saham keuangan susut 0,80 persen. Sedangkan sektor saham konstruksi naik 1,03 persen, disusul sektor saham infrastruktur mendaki 0,88 persen.
Berdasarkan data RTI, investor asing masih melakukan aksi jual. Tercatat investor asing melakukan aksi jual sekitar Rp 500 miliar. Sedangkan pemodal lokal melakukan aksi beli Rp 400 miliar.Saham-saham yang menguat antara lain saham KREN naik 8,64 persen ke level Rp 1.760 per saham, saham BSDE menguat 5,52 persen ke level Rp 1.530 per saham, dan saham MIKA mendaki 3,66 persen ke level Rp 28.300 per saham.
Saham-saham yang menekan indeks saham antara lain saham BKSL turun 6,67 persen ke level Rp 70, saham BBRI tergelincir 2,49 persen ke level Rp 9.775 per saham, dan saham KLBF melemah 2,86 persen ke level Rp 1.530 per saham.
Kepala Riset PT Universal Broker Securities, Satrio Utomo menuturkan pelaku pasar sebenarnya tidak yakin keputusan bank sentral AS akan memberikan sentimen positif. Keputusan bank sentral AS hanya menimbulkan ketidakpastian.
Sementara itu dari dalam negeri belum ada sentimen signifikan mempengaruhi laju IHSG. Satrio melihat data ekonomi cenderung cukup baik. "Ketidakpastian kenaikan suku bunga ini menimbulkan ketidakpastian kapan Bank Indonesia akan menurunkan suku bunga. Orang lebih khawatir pertumbuhan ekonomi sekarang," ujar Satrio.(Ahm/Gdn)