Liputan6.com, Jakarta - PT Central Omega Resources Tbk (DKFT), produsen bijih nikel membentuk anak usaha untuk membangun smelter senilai US$ 500 juta atau sekitar Rp 7,21 triliun (asumsi kurs Rp 14.421 per dolar Amerika Serikat) di Morowali Utara, Sulawesi Tengah.
Perseroan bersama PT Macrolink Nickel Development (MND) telah membentuk dan mendirikan PT Macrolink Omega Adiperkasa pada 14 September 2015. Pada perusahaan ini, kepemilikan perseroan di MOA mencapai 40 persen sedangkan porsi kepemilikan PT Macrolink Nickel Development sebesar 60 persen.
"Modal dasar dari perusahaan patungan ini adalah sebesar Rp 400 miliar atau sekitar US$ 30 juta," ujar Direktur PT Central Omega Resources Tbk Feni Silviani Budiman, dalam keterbukaan informasi ke Bursa Efek Indonesia (BEI), yang ditulis Senin (21/9/2015).
Advertisement
PT Macrolink Omega Adiperkasa ini merupakan perusahaan patungan yang akan membangun dan mengoperasikan smelter feronikel (Feni) dengan teknologi Rotary Kiln Electric Furnace (RKEF). Kapasitas smelter yang akan dibangun adalah sebesar 20 ribu ton nikel per tahun atau setara 200.000 ton Feni per tahun.
"Investasi yang dibutuhkan dalam membangun smelter ini adalah sekitar US$ 500 juta. Lokasi smelter RKEF ini akan dibangun di kabupaten Morowali Utara, Sulawesi Tengah," kata Feni.
Sebelumnya perseroan dan MND telah bekerja sama dalam PT COR Industri Indonesia untuk membangun smelter nikcel Pig Iron (NPI) yang menggunakan teknologi blast furnace di kabupaten Morowali Utara, Sulawesi Tengah.Pembangunan smelter NPI dibagi dalam tiga tahap. Pembangunan tahap I masih terus berjalan hingga kini, dan diharakan akan beroperasi pada 2016. Total investasi pada proyek smelter NPI adalah sebesar US$ 400 juta. (Ahm/Igw)