Sukses

IHSG Bakal Positif Terkena Sentimen Data Inflasi

Data inflasi dan rilis paket kebijakan ekonomi jilid II akan mempengaruhi laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada Kamis pekan ini.

Liputan6.com, Jakarta - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diproyeksi bergerak variatif pada perdagangan saham Kamis pekan ini. Gerak indeks saham saat ini bergantung bursa regional.

Kepala Riset PT Universal Broker Securities, Satrio Utomo mengatakan, indeks Dow Jones masih memasuki tren penurunan."Gerak IHSG itu problemnya indeks saham Dow Jones masih turun," kata dia kepada Liputan6.com, Kamis (1/10/2015).

Di sisi lain, pihaknya masih meragukan kenaikan pada penutupan kemarin apakah imbas dari paket kebijakan ekonomi jilid II atau window dressing. "Kalau net buy asing berlanjut bisa jadi efek paket kebijakan," tutur Satrio.

Satrio memperkirakan, IHSG bergerak pada level support 4.175. Kemudian resistance pada level 4.290. Dalam riset PT Sinarmas Sekuritas memperkirakan IHSG akan bergerak menguat. Sentimen pendorong IHSG ialah rilisnya data inflasi dalam negeri.

"Dari dalam negeri menantikan dirilisnya data inflasi yang diperkirakan ke level 0,1 persen MoM atau 7,16 persen YoY dari sebelumnya 0,39 persen MoM atau 7,18 persen YoY," tulis riset tersebut.

Riset PT Sinarmas Sekuritas menyebutkan IHSG bakal bergerak pada support 4.205 dan resistance pada level 4.261. Analis PT Reliance Securities, Lanjar Nafi mengatakan IHSG masih berpeluang melanjutkan penguatan dengan pergerakan 4.175-4.270 pada perdagangan saham Kamis pekan ini.

Untuk saham pilihannya, Riset PT Sinarmas Sekuritas merekomendasikan PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI), PT Bank Central Asia Tbk (BBCA), PT Charoen Pokhphand Indonesia Tbk (CPIN), PT Surya Semesta Internusa Tbk (SSIA) untuk dicermati pelaku pasar.

Pada penutupan perdagangan saham, Rabu 30 September 2015, IHSG menguat 45,50 poin atau 1,09 persen ke level 4.223,90. Indeks saham LQ45 menguat 1,19 persen ke level 704,97. (Amd/Ahm)