Sukses

Turun 58%, BEI Suspensi Saham Operator Taksi Express

Suspensi saham PT Express Transindo Utama Tbk dilakukan untuk cooling down perdagangan saham tersebut.

Liputan6.com, Jakarta - Manajemen PT Bursa Efek Indonesia (BEI) memutuskan menghentikan sementara perdagangan saham PT Express Transindo Utama Tbk (TAXI) mulai perdagangan 1 Oktober 2015. Langkah itu dilakukan dalam rangka cooling down.

Kadiv. Pengawasan Transaksi BEI, Irvan Susandy menuturkan penghentian sementara perdagangan saham (suspensi) PT Express Transindo Utama Tbk dilakukan di pasar reguler dan tunai.

Suspensi saham dilakukan untuk memberikan waktu yang memadai bagi pelaku pasar untuk mempertimbangkan secara matang berdasarkan informasi yang ada dalam setiap pengambilan keputusan investasinya di saham PT Express Transindo Utama Tbk.

Suspensi saham ini dilakukan mengingat penurunan harga kumulatif yang signifikan pada saham TAXI sebesar Rp 422 atau turun 58,61 persen dari harga penutupan Rp 720 pada 11 September 2015 menjadi Rp 298 per saham pada 30 September 2015."Para pihak yang berkepentingan diharapkan selalu untuk memperhatikan keterbukaan informasi yang disampaikan oleh perseroan," ujar Irvan.

Sekretaris Perusahaan PT Express Transindo Utama Tbk, Merry Anggraini menuturkan saham TAXI disuspensi lantaran harga saham turun signifikan dari pekan lalu. Saat ditanya mengenai ada potensi perseroan gagal bayar bunga obligasi. Merry membantah mengenai hal tersebut. "Yang potensi gagal bayar repo itu gosip. Buktinya kami bisa bayar interest per September. Saya yakin ke depannya kita juga tidak akan mengalami masalah gagal bayar," kata Merry saat dihubungi Liputan6.com.

Sebelum suspensi dilakukan, BEI juga telah memasukan saham TAXI dalam unusual market activity (UMA) atau di luar kebiasaan dibandingkan periode sebelumnya pada 28 September 2015.

Dalam keterbukaan informasi BEI, Direktur PT Express Transindo Utama Tbk David Santoso mengatakan pihaknya tidak mengetahui adanya informasi atau fakta material yang dapat mempengaruhi nilai efek perusahaan dan keputusan investasi pemodal.

Selain itu, perseroan juga tidak mengetahui adanya aktivitas dari pemegang saham dan tidak memiliki rencana untuk melakukan tindakan korporasi dalam waktu dekat. Akan tetapi, perseroan masih menjalankan kegiatan operasionalnya seperti biasa.

"Volatilitas yang terjadi pasar mungkin disebabkan semata-mata oleh mekanisme pergerakan harga saham yang berlaku di pasar," ujar David.

Sepanjang 2015, saham PT Express Transindo Utama Tbk cenderung tertekan. Data RTI menunjukkan kalau saham PT Express Transindo Utama Tbk turun 68,80 persen. Harga saham TAXI sempat di level tertinggi Rp 1.220 per saham dan terendah Rp 365 per saham. (Ahm/Igw)